Mohon tunggu...
Bernard vsL
Bernard vsL Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pelepasan perahu ke laut

Menulis untuk menuangkan beberapa pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Trip

Penangkapan Ikan Paus Masyarakat Lamalera

13 Maret 2022   09:49 Diperbarui: 13 Maret 2022   11:40 3231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bermula pada tahun 1500-an bersamaan dengan berdirinya kampung nelayan di ujung selatan Lembata kebiasaan berburu paus pun bermula.

Dengan kondisi geografis lebih memungkinkan masyarakat memilih matapencaharian sebagai nelayan selain berkebun.

Sekitar bulan Mei hingga November paus akan bermigrasi melewati laut Sawu dari laut Banda.

Physeter macrocephalus atau paus Sperma adalah jenis paus yang di tangkap oleh masyarakat Lamalera. Jenis paus ini bagi masyarakat di kenal dengan Koteklema.

Perahu yang oleh warga setempat di sebut peledang sekitar 3 hingga 4 meluncur dengan pendayung terdiri dari 6-10 orang. Di antaranya ada juga Lamafa atau juru tikam adalah seorang laki-laki yang di anggap punya sifat dan karakter yang sederhana.

Peralatan dalam penangkapan ikan yakni tali yang di terbuat dari kapas yang dipintal dan dilumuri getah kulit pohon turi. Tali ini di kenal dengan nama Leo. Setelah di pakai gulungan Leo akan di simpan di bilik khusus di rumah adat.

Peralatan lainnya seperti senjata tempuling yang terbuat dari sebilah bambu atau tongkat yang di ujungnya diberikan besi runcing dan tajam dan di gunakan oleh seorang Lamafa dalam memburu paus.

Masyarakat tidak pernah gegabah berburu dalam jumlah banyak yang mampu membuat keberadaan mamalia ini terancam punah. Namun sebaliknya dalam setahun perburuan tidak boleh lebih dari 20 ekor dan paus yang di buru pun yang tua dan tidak produktif.

Tidak boleh menyerang paus muda atau yang sedang bunting karena itu adalah aturan turun temurun. Apabila di langgar diyakini mendatangkan musibah bagi kampung.

Dari hasil buruan akan dibagikan kesemua warga desa. Para janda, fakir miskin, yatim piatu akan mendapatkan bagian. Apabila kebutuhan seluruh desa terpenuhi sisa nya akan di barter dengan kebutuhan pokok seperti jagung dan beras, atau di jual.

Sebagai kampung pemburu paus dipenuhi dengan tulang belulang yang juga di manfaatkan sebagi kerajinan seperti cincin dan lain-lain.

Selain itu, minyak  ikan paus dimanfaatkan sebagai minyak urut, minyak gosok dan bahan bakar lampu templok.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun