Mohon tunggu...
Bernai Jaya
Bernai Jaya Mohon Tunggu... Wiraswasta - saya adalah pejuang dan juara

hidup adalah juara, saya seorang pejuang yang selalu juara.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Konsumtif, Tradisi atau Settingan?

4 November 2018   10:08 Diperbarui: 4 November 2018   10:37 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nephist.wordpress.com

Indonesia merupakan Negara tujuan untuk pemasaran barang Elektronik, kendaraan, pakaian maupun accesoris. kita memiliki tradisi gotong royong, tidak sedikit di kampung-kampung masyarakat memiliki barang secara bersama, yang digunakan secara bersama dan dijaga bersama. 

15 Tahun terakhir sudah mulai banyak barang masuk dari negara lain yang tujuannya adalah masyarakat Indonesia. jika dilihat dari barang yang masuk ke Indonesia bisa kita menilai bahwasanya kegiatan Import keuntungannya berdampak kepada siapa? berdampak baik terhadap pelaku import dan berdampak buruk terhadap masyarakat. 

Jika terus dilakukannya import mobil atau motor, maka menyebabkan kemacetan. masyarakat Indonesia rata-rata sudah memiliki kendaraan Motor dan itu bisa rata-rata lebih dari satu. begitipun juga alat elektronik mulai dari handphon, TV dan lain-lain rata-rata masyarakat Indonesia memiliki elektronik tersebut, bahkan melebihi kebutuhan.

Sekarang kita kembali kepada prilaku Konsumtif, lita bisa melihat keadaan di kampung-kampung, tidak banyak barang yang di jual sehingga masyarakat dikampung lebih sederhana dan rata-rata memiliki kesehatan yang lebih dibandingkan masyarakat Kota.

Apabila barang Import tidak laku dijual maka secara tidak langsung akan menimbulkan kerugian bagi pelaku import, oleh karena itu pelaku import dengan berbagai strategi pemasaran agar masyarakat tertarik dengan barang import tersebut sehingga masyarakat kita hampir seperti anak yang belum Dewasa, contoh  anak kecil apabila temannya memiliki barang/permainan baru maka si kecil akan meminta orang tuanya untuk membeli permainan tersebut. 

Apabila banyak anak yang memainkan permainan tersebut maka semua anak rata-rata akan mengikuti permainan tersebut. kondisi kita lebih kurang seperti belum dewasa, contoh saja jika ada yang rame menggunakan aplikasi Tik*ok maka banyak yang ikutan menggunakan aplikasi tersebut. nanti jika ada yang rame joget-joget maka serentak akan ikut joget dengan gerakan yang sama. 

Jika ada Iklan keluaran mobil atau motor yang baru maka akan banyak yang membeli walaupun mobil/motor lama masih bisa digunakan.

memang rata-rata kita menggunakan barang yag digunakan bukan lagi atas dasar kebutuhan, akan tetapi lebih banyak kepada hasrat. semoga Rakyart Indonesia lebih bisa menggunakan, mengutamakan, menjaga fasilitas Umum, sehingga kemacetan bisa berkurang, penggunakan BBM bisa berkurang dan budaya hemat kembali kita lestarikan. prilaku konsumtif merupakan uapaya bagi marketer untuk mengoda masyarakat untuk melakukan transaksi dengan berbagai cara agar barang yang ditawarkan bisa terjual.

Ayo kita lestarikan budaya Hemat, budaya menggunakan dan menjaga fasilitas Umum.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun