Mohon tunggu...
Bernadina Realina Wini
Bernadina Realina Wini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nginden Baru

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

bermensch di Era Digital: Siapakah Manusia Unggul di Zaman AI?

11 Januari 2025   10:22 Diperbarui: 11 Januari 2025   10:22 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Konsep Ãœbermensch, atau "manusia unggul" dalam bahasa Indonesia, yang diperkenalkan oleh

filsuf Friedrich Nietzsche, kembali relevan dalam era digital yang didominasi oleh kecerdasan

buatan (AI). Jika pada zamannya Nietzsche membayangkan manusia yang mampu melampaui

nilai-nilai moral konvensional, kini kita diajak untuk merenungkan: siapakah manusia unggul di

tengah pesatnya perkembangan teknologi AI?

1. Manusia dan Mesin: Simbiosis Mutualisme

Perkembangan AI tak terelakkan mengubah lanskap kehidupan manusia. AI mampu melakukan

tugas-tugas kompleks, mulai dari mengoperasikan kendaraan otonom hingga memberikan

diagnosis medis. Namun, alih-alih menggantikan manusia, AI justru melengkapi kemampuan

kita. Manusia unggul di era digital bukanlah yang paling kuat atau cerdas secara individu,

melainkan mereka yang mampu berkolaborasi dengan AI secara efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun