Mohon tunggu...
Bernadetta Azalia
Bernadetta Azalia Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Sedang belajar menulis dan dunia Jurnalisme lainnya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mengenal Multimedia Lebih Dalam

6 Februari 2020   23:32 Diperbarui: 10 Februari 2020   03:59 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teknologi semakin berkembang salah satunya dengan menciptakan istilah 'Multimedia'. Multimedia merupakan gabungan tiga atau lebih media yang disusun menjadi satu kesatuan dengan tidak mengulang media yang sama dengan tujuan untuk memudahkan para pembaca dalam memahami info yang disampaikan.

Ketika mendengar kata 'Multimedia' apa sih yang ada di benak kalian? 

Media yang banyak? Tapi, media seperti apa yang dimaksud? Yuk, kita bahas.

Secara umum, 'Multimedia' dapat didefinisikan sebagai adanya sebuah kombinasi dari foto, suara, grafik, dan teks sehingga mampu membentuk sebuah cerita. 

Namun, beberapa orang sesuai dengan bidang prakteknya, mereka memberi sebutan lain 'multimedia' seperti, 'cross media' , 'transmedia', dan 'mixed media' (media gabungan) yang sifatnya saling melengkapi sehingga audiens semakin mudah untuk memahami, dan konten yang dikombinasikan sifatnya tidak mengulang, melainkan kombinasi tiga atau lebih media.

Seiring berjalannya waktu, muncul revolusi digital yang mampu memberikan tanda baru dari kehadiran 'multimedia' sebelumnya. Revolusi digital mampu menghapuskan batasan dari gambar diam menjadi gambar bergerak.

Snow Fall (dokpri)
Snow Fall (dokpri)

Sebuah projek canggih multimedia yang menjadi perbincangan ialah projek multimedia dari New York Times pada 2012 yakni, "Snow Fall" yang mampu menggabungkan video, gambar, peta animasi, audio, dan tayangan slide foto. Projek multimedia ini mampu menghasilkan tiga juta pengunjung situs dalam 10 hari pertama penayangannya di situs New York Times dan ini dinilai menjadi titik referensi penting, hasilnya dapat dilihat di . Terdapat tiga contoh lainnya dari keterampilan dalam mengolah media menjadi sebuah 'multimedia' yakni:

vik.kompas.com (dokpri)
vik.kompas.com (dokpri)

Dari Indonesia sendiri, terdapat satu web milik Kompas yakni vik.kompas.com yang sudah mencoba mengkombinasi media menjadi satu kesatuan yang dikemas dengan grafik, tulisan, dan animasi.

PHOTOJOURNALISM

Selain itu, praktek kemunculan 'multimedia' dapat dilihat dengan adanya kemunculan dari 'photojournalism' atau 'fotografi jurnalistik' yang dipahami sebagai penggabungan antara foto dan tulisan jurnalistik. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa 'photojournalism' itu sendiri mampu menggabungkan elemen media seperti foto, teks, dan mungkin juga audio slideshow, infografis animasi, video linear (long-form atau short-form), dokumenter,  dan bahkan broadcast film.

sleek-mag.com
sleek-mag.com

Photojournalism sendiri juga dipengaruhi oleh teknologi, terutama pada Agustus 2008. Pada Agustus 2008, kemunculan kamera DSLR Nikon D90 merupakan kamera DSLR yang memiliki kemampuan untuk mengambil video, yang kemudian disusul oleh kehadiran Canon 5D Mark II yang mampu memberikan inovasi baru terlebih terhadap hubungan antara gambar diam dan bergerak yakni kemampuan mengambil gambar dan video dalam satu bodi kamera.

Sebuah perkembangan 'multimedia' memperluas pemahaman mengenai 'multimedia' itu sendiri yang sudah tidak lagi dipahami sebagai 'sebuah genre' melainkan hubungan yang kompleks antara gambar bergerak dan gambar diam. Perkembangan ini pula yang mampu memunculkan istilah 'Post-Photographic' oleh Tim Hetherington yang menjelaskan mengenai keberadaan dunia visual yang lebih kuat dari sebelumnya.

VISUAL STORYTELLING

Kemunculan dunia visual ini pun didukung pula oleh kehadiran 'Visual Storytelling' yang membuka jalan bagi komunitas yang ingin bercerita atau memberitakan sesuatu dalam bentuk reportase yang berorientasi pada gambar.

'Visual Storytelling' merupakan suatu keadaan dimana foto, video, dokumenter, dan storytelling interaktif dipadukan dan menjadi berpotongan. Keberadaan 'visual storytelling' merupakan bentuk ruang bagi wartawan atau jurnalis foto mampu membawa dan menyalurkan kemampuan dan komitmen mereka di bidang pembuatan sebuah berita atau cerita yang mampu digabungkan dengan estetika dari foto atau video.

Pemanfaatan 'multimedia' tidak hanya sebatas dalam dunia jurnalistik saja, namun juga dalam dunia periklanan. Menurut McAdams, sebuah kecakapan dalam mengolah media sangat dibutuhkan dalam iklan. Adanya keterampilan dalam multimedia maka iklan akan dengan mudah menjangkau seluruh targetnya. Hal semacam ini pun telah diterapkan dalam iklan yang mencari seorang produser pada 2013, 

"Tugas inti anda akan melibatkan beragam multimedia, seperti audio, video, foto, grafik informasi, gambar bergerak atau animasi yang mampu mendukung konten dan berita inti kami". 

Keterampilan dalam mengolah media pun juga nampaknya juga harus dimiliki oleh banyak orang termasuk wartawan  yang menjadikan kemampuan multimedia menjadi sebuah kebutuhan pokok dan paling mendesak.

Lain halnya dengan Maierson dan Robyn Tomlin seorang editor Thunderdome dari Digital First Media sebuah media yang berada di New York, dirinya lebih suka menggunakan istilah 'video dan interaktif' daripada 'multimedia' itu sendiri. Dalam hal ini, Tomlin mengkarakteristikan 'interaktif' sebagai pelaporan data, aplikasi database dan aplikasi berita lainnya yang mampu membantu pembaca memahami sebuah konten.

ELEMEN MULTIMEDIA

Menurut Grabowicz, Paul (2014) ia menyampaikan bahwa ada 6 jenis media:

  • VIDEO
    Pada elemen video, yang dapat dijadikan sebuah video adalah kejadian-kejadian yang sangat kecil kemungkinannya bisa diulang kembali. Video dapat diambil dengan memanfaatkan situasi dan objek yang dilihat, antara lain bentuk aksi/action, anak-anak, hewan, drama, humor, kriminal.
  • FOTO
    Beberapa aspek yang bisa dimasukkan dalma kategori foto ialah, ekspresi seseorang: meliputi emosi; sebuah tempat, dan kejadian refleks.
  • AUDIO
    Melalui audio, seseorang mampu membangkitkan audiens melalui emosi. Melalui audio pula mood atau suasana hati audiens dapat diciptakan. Misalnya, seorang penyiar yang menyampaikan atau membacakan surat cinta dengan intonasi yang sesuai maka audiens akan mudah menangkap dan terbawa suasana hatinya.
  • DATABASE, GRAFIK, PETA
    Penggunaan grafik, database, dan peta mampu memudahkan pembaca untuk memahami isi dari teks secara keseluruhan namun dalam bentuk yang ringkas.
  • TEKS
    Dalam multimedia, teks digunakan sebagai alat untuk mendeskripsikan secara detail dari informasi yang disampaikan.
  • LINK/ TAUTAN
    Dalam multimedia, links digunakan untuk memberi arahan berupa link kepada para pembaca untuk merujuk sumber dari tulisan.

BIDANG MULTIMEDIA

Adapun bidang atau profesi yang memanfaatkan multimedia, yakni:

  • Industri Kreatif
    Multimedia dalam industry kreatif digunakan untuk berbagai keperluan, seperti seni rupa, hiburan, jurnlaisme. Dalam dunia industry kreatif, keterampilan secara teknis dan analitik pada bidang media snagat dibutuhkan.
  • Komersil
    Dalam bidang komersil, multimedia digunakan untuk membuat presentasi guna menarik perhatian dan mempertahankan konsumen sehingga konsumen menjadi sadar akan kehadiran iklan tersebut.
  • Hiburan dan Seni Rupa
    Dalam dunia hiburan, multimedia dimanfaatkan untuk mengembangkan efek khusus dalam dunia film dan animasi. Selain itu, multimedia dapat dimanfaatkan dalam dunia game yang memungkinkan pengguna untuk berpartisipasi aktif yang disebut sebagai Multimedia Interaktif.
  • Pendidikan
    Dalam dunia Pendidikan, multimedia digunakan untuk menghasilkan pelatihan berbasis komputer atau Computer-based Training (CBT). CBT memungkinkan pengguna untuk memahami informasi melalui grafik dan teks melalui presentasi. Multimedia dalam Pendidikan juga memapu memunculkan edutainment yang merupakan istilah informal untuk menggambarkan perpaduan dalam bidang pendidiakn dan hiburan, terutama hiburan multimedia
  • Kesehatan
    Multimedia digunakan sebagai bentuk model kesehatan oleh dokter seperti, melihat operasi virtual dan gambaran tentang penyebaran penyakit dan cara menanggulangi penyakit tersebut.


Versi audio klik disini.

Terimakasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun