Mohon tunggu...
Bernadetha Wahyu A
Bernadetha Wahyu A Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Andai, sebuah kata yang diperlukan untuk membantumu menerima hal-hal yang sulit diterima.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bulan Keramat

30 Mei 2022   22:57 Diperbarui: 30 Mei 2022   23:02 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bulan keramat mencekik penglihatan
Memasukan bulir-bulir pasir dengan paksa
Lantas menjahit dengan tekun menuju akhirat

Barangkali ia letih setelah menanti kehadiran sang mentari
Menimang-nimang harapan yang tak kunjung kembali

Barangkali ia marah kepada angkasa
Malam penuh bintang dan ia tetap sendirian

Barangkali dingin menusuk mulutnya
Membekukan bibir bulan yang tak sanggup merengek kencang

Atau barangkali ia benci kepadaku
Kepada seorang yang merebut kepunyaannya
Secercah kerinduan yang pernah ia kirim melalui pos bernama tamat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun