Mohon tunggu...
Bernadete Indah Kriestiana
Bernadete Indah Kriestiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Karyawati, ibu rumah tangga dan mahasiswa

Mahasiswa_Univ. Esa Unggul Mahasiswa_Univ. Siber Asia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Terapi Bermain untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

24 Juli 2021   09:00 Diperbarui: 24 Juli 2021   10:54 1161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abstrak


              Anak berkebutuhan khusus (ABK) menurut para ahli didefinisikan sebagai anak yang secara signifikan berbeda dalam beberapa dimensi yang penting dari fungsi kemanusiaannya. Mereka yang secara fisik, psikologis, kognitif, atau sosial terhambat dalam mencapai tujuan-tujuan/kebutuhan dan potensinya secara maksimal, meliputi mereka yang tuli, buta, mempunyai gangguan bicara, cacat tubuh, retardasi mental, gangguan emosional. Dunia anak-anak bisa dikatakan dunia bermain. Oleh karena itu bermain merupakan salah satu psikoterapi yang dapat digunakan untuk menangani anak yang bermasalah seperti ABK. Dalam terapi bermain yang diterapkan kepada anak ABK ada tiga pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan psikoanalisis, pendekatan hubungan/relationship dan pendekatan terstruktur.

Keywords: Anak berkebutuhan khusus, terapi bermain, pendekatan psikoanalisis, pendekatan hubungan/relationship dan pendekatan terstruktur.

Pendahuluan

Setiap anak yang lahir ke dunia pasti ada maksud Tuhan di dalamnya. Sekalipun anak itu dilahirkan dalam keadaan tidak normal ataupun dalam proses tumbuh kembangnya ternyata mengalami kelainan daripada anak-anak pada umumnya, namun keberadaan mereka tetap saja harus kita terima, kita perhatikan dan kita kasihi. Anak berkebutuhan khusus (ABK) merupakan anak yang menyimpang dari rata-rata anak normal, dalam hal: ciri-ciri mental, kemampuan-kemampuan sensorik, fisik, dan neuromuskular, perilaku sosial dan emosional, kemampuan berkomunikasi, maupun kombinasi dua atau lebih dari hal-hal diatas. Dulu ABK ini dikenal dengan istilah Anak Luar Biasa dan Anak Cacat. Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan perilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan, dan kesulitan bersosialisasi. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) harus sebisa mungkin tidak dijauhkan dari situasi normal yang biasanya dialami anak-anak normal lainnya. Keberadaan mereka harus bisa di terima oleh masyarakat sekitar. Oleh karena itu salah satu program psikoterapi untuk ABK ini agar mampu beradaptasi dalam masyarakat adalah dengan melakukan terapi bermain. Setiap anak suka dengan bermain. Oleh karena itu bermain merupakan alat untuk psikoterapi yang ampuh untuk membangkitkan gairah hidup dan keceriaan anak-anak ABK ini. Apa sih terapi bermain itu?

Metode

Artikel ini dalam pembahasannya menggunakan studi literature yang mengambil rujukan dari jurnal-jurnal ilmiah. Menganalisis beberapa kajian yang berkaitan dengan topik pembahasan yaitu manfaat terapi bermain untuk anak berkebutuhan khusus.

 

Pembahasan

Anak Berkebutuhan Khusus

            Definisi dari anak berkebutuhan  khusus menurut batasan para ahli dapat disimpulkan adalah anak yang menyimpang dari rata-rata anak normal, dalam hal: ciri-ciri mental, kemampuan-kemampuan sensorik, fisik, dan neuromuskular, perilaku sosial dan emosional, kemampuan berkomunikasi, maupun kombinasi dua atau lebih dari hal-hal di atas; sejauh ia memerlukan modifikasi dari tugas-tugas sekolah, metode belajar atau pelayanan terkait lainnya, yang ditujukan untuk mengembangkan potensi atau kapasitasnya secara maksimal. Berdasarkan dari definisi tersebut maka penanganan untuk anak berkebutuhan khusus ini sangat unik. Anak berkebutuhan khusus ini memerlukan penanganan yang khusus juga karena mereka mempunyai kelainan dalam perkembangan tumbuh kembangnya yang meliputi beberapa aspek seperti kelainan pada fisik atau motoriknya, kelainan pada pendengaran, kelainan pada penglihatan, kelainan pada bahasa dan bicaranya, kelainan pada kognitifnya serta kelainan pada sosial emosinya. Keberadaan mereka di bumi ini tidak bisa kita hindari oleh karena itu bila orang tua yang mempunyai anak berkebutuhan khusus, tidak perlu berkecil hati, karena banyak sekali terapi-terapi yang dapat mengembangkan kemampuan potensial mereka. Menurut Hallahan dan Kauffman (2006) siswa berkebutuhan khusus adalah mereka yang memerlukan pendidikan khusus dan pelayanan terkait, jika mereka menyadari akan potensi penuh kemanusiaan mereka. Salah satu terapi yang dapat mengembangkan potensi kemampuan anak berkebutuhan khusus bisa melalui terapi bermain.

 

Terapi Bermain

               Bila kita mendengar kata bermain yang ada dibenak kita adalah senang, tertawa, bahagia dan lain sebagainya. Ciri-ciri dari bermain adalah bila kegiatan tersebut dilakukan secara ikhlas dan dilakukan oleh keinginan diri sendiri bukan karena diminta oleh orang lain. Dan kegiatan itu  menyenangkan bagi dirinya. Dalam bermain juga ada unsur imajinasinya dan individu tersebut terlibat aktif di dalamnya baik fisik dan psikologis. Menurut Hurlock bermain merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Sedangkan menurut White (dalam Landerht, 2001) mengutarakan bahwa permainan anak itu mampu membangun kepercayaan diri mereka terhadap lingkungan sekitar. Bila kita lihat definisi bermain oleh Freud (dalam Djiwandono, 2005) permainan sebagai suatu cara untuk mempelajari anak dan mainan untuk menarik anak agar mau mengikuti proses terapi. Berdasarkan definisi bermain diatas maka bermain ini dapat dijadikan terapi untuk menangani anak-anak yang bermasalah atau ABK. Menurut Schaefer & Reid terapi bermain merupakan salah satu cara untuk membangun dan menumbuhkan komunikasi bagi anak-anak yang bermasalah serta untuk dapat mengungkapkan permasalahan yang sedang dihadapi mereka. Menurut Landreth, 2002 terapi bermain  juga didefinisikan sebagai hubungan interpersonal yang dinamis antara anak dengan terapis yang terlatih dalam prosedur terapi bermain yang menyediakan materi permainan yang dipilih dan memfasilitasi perkembangan suatu hubungan yang aman bagi anak untuk sepenuhnya mengekspresikan dan mengeksplorasi dirinya (perasaan, fikiran, pengalaman dan perilakunya) melalui media bermain.

Manfaat Terapi Bermain

Dalam bermain anak mempunyai banyak keuntungan yaitu anak dapat belajar mengenai aspek sosial seperti mengembangkan sikap empati, rasa kebersamaan, bagaimana ia belajar menghormati, mempercayai, sportif, toleransi, disiplin pada peraturan, sportif dsb. Dengan demikian anak menjadi belajar bagaimana caranya bersosialisasi dalam berbagai situasi. Bagaimana ia peduli akan lingkungan sekitarnya. Bermain juga memberikan keuntungan dalam aspek intelektual sehingga mampu membantu anak untuk menstimulasi imaginasi anak, menstimulasi kreatifitas anak, serta mampu mengembangkan kemampuan anak dalam memecahkan masalah. Terapi bermain mempunyai makna dan nilai yang sangat mendalam di dalamnya. Karena dengan melakukan terapi bermain ini anak akan mampu mengekspresikan perasaan mereka secara efektif, anak akan merasa diterima dan dikasihi, anak juga merasa lebih santai sehingga mampu menurunkan kecemasan dan mekanisme pertahanan diri mereka, anak juga akan mampu mengungkapkan perasaannya yang biasanya sulit untuk diungkapkan, anak juga mampu mengembangkan kemampuan sosialnya serta anak juga bisa untuk mencoba peran baru tanpa harus tertekan, mereka bisa mencobanya dengan aman melalui pendekatan penyelesaian masalah yang beragam.

            Terapi bermain dapat dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu pendekatan psikoanalisis, pendekatan hubungan/relationship dan pendekatan terstruktur.

 

Pendekatan psikoanalisis

            Pada pendekatan psikoanalisis, keberhasilan terapi bermain diukur dari adanya motivasi dan kepercayaan akan keberhasilan dalam diri anak itu sendiri. Apabila motivasinya tinggi untuk berubah, mempunyai pemikiran yang terbuka terhadap pemikiran terapis dan terikat dalam proses asosiasi bebas maksudnya anak mampu bercerita tentang apa yang ada dipikirannya. Maka ekspresi dalam bermain dilakukan oleh anak secara non verbal dapat dilakukan. Bermain merupakan alat coping untuk menolong anak terhadap kecemasan mereka. Bermain memberi kesempatan anak mengulang dan mendalami kembali pengalaman hidup yang terlalu mengancam, terlalu sulit untuk diasimilasi ketika pertama terjadi. Bermain dapat memberikan masukan dan insight dalam pikiran, baik sadar dan tidak sadar, dari anak. bermain dapat menawarkan petunjuk mengenai masalah yang sedang dihadapi anak dan mekanisme yang digunakan anak untuk mengatasinya.

Pendekatan hubungan/ relationship

            Proses terapi dengan menggunakan pendekatan ini dengan cara melakukan penekanan pada proses interaksi antara anak dengan terapisnya. Terapis berusaha membangun rapport dengan menciptakan atmosfer penerimaan total (kehangatan, keterbukaan, penghargaan) terhadap anak. Apabila anak sudah dapat mengidentifikasi, mengekspresikan, dan menerima perasaannya, ia akan mampu mengintegrasikan dan memahami perasaannya. Tujuan utama dari terapi bermain ini adalah agar anak mampu mencapai kesadaran diri (self awareness) dan pengarahan diri (self direction).

 

Pendekatan terstruktur

            Pada pendekatan ini merupakan bentuk kompromi antara pendekatan psikoanalisis yang sangat direktif dan pendekatan hubungan yang sangat bebas mengikuti keinginan anak. Pada pendekatan terstruktur ini orang tua diajak untuk aktif dalam melakukan terapi bermain dengan anak. Dalam pendekatan ini orang tua juga diberikan pelatihan khusus untuk ikut terlibat dalam sesi terapi bermain. Orang tua juga diberikan pelatihan khusus agar dapat melakukannya di rumah dan diberi saran-saran juga agar mampu memberi rasa aman terhadap anak dan tidak menuntut dan terlalu banyak mengarahkan anak. Terapi bermain yang dapat dilakukan sebagai berikut:

Storytelling

            Menggunakan cerita untuk merangkul anak-anak mengenal lingkungannya adalah cara yang sangat ampuh untuk mempengaruhi perilaku anak. Dengan cerita anak akan terbantu dalam memahami budayanya, lingkungannya, dan mewariskan nilai kepercayaan yang sudah ada dalam keluarganya. Teknik storytelling dikembangkan oleh Richard Gardner (1972, 1986, 1993), yang tidak hanya menceritakan suatu cerita pada anak dan bertanya reaksi mereka, tetapi juga terlibat dalam story telling itu. Teknik ini ia sebut sebagai mutual storytelling. Richard Gardner melakukannya dengan cara meminta anak untuk menceritakan sesuatu. Lalu ia berusaha untuk mengenali siapa yang diwakilkan dalam cerita tersebut. Kemudian Ia menceritakan ulang cerita tersebut dengan bahasa anak. Lalu ia revisi cerita tersebut, konflik yang ada pada cerita awal tersebut ia selesaikan dengan cara yang lebih konstruktif. Dengan demikian anak kemudian dapat menyadari bahwa ada cara yang lebih efektif ketika sedang menangani masalah.

Bibliotherapy

            Dalam pendekatan ini anak-anak diajak berdiskusi mengenai perilaku, pikiran, perasaan dan masalah karakter dalam cerita yang sedang diceritakan. Cerita ini diambil dari pengalaman-pengalaman hidup orang lain yang memiliki kemiripan dengan apa yang dirasakan oleh anak tersebut sehingga anak bisa terhibur hatinya. Tujuan utama dari bibliotherapy adalah untuk mendorong anak agar mampu mengekspresikan masalah mereka secara terbuka; mengajarkan anak untuk mampu menganalisa perasaan dan perilakunya sendiri; menstimulasi anak-anak untuk mempertimbangkan berbagai macam alternatif solusi dari masalahnya; menyadarkan anak bahwa bukan hanya ia yang mempunyai masalah; mengajarkan anak untuk bisa berpikir konstruktif dan positif.

Art Therapy

Pada pendekatan ini anak dirangsang untuk menciptakan karya seni yang mempunyai manfaat. Karena dipercaya bahwa karya seni mampu memberi ruang kepada anak untuk mengekspresikan perasaan ketika kata-kata tidak mereka temukan. Seni digunakan untuk memperbaiki kondisi fisik, mental, dan emosional. Ekspresi artistik menolong individu segala usia untuk menyelesaikan konflik, mengatasi masalah, mengembangkan keterampilan sosial, mengendalikan perilaku, mengurangi stress, meningkatkan harga diri dan kesadaran diri, dan mendapatkan pencerahan.

 

Kesimpulan

            Anak berkebutuhan khusus merupakan individu yang unik. Oleh karena itu cara penanganannya juga unik. Salah satu cara untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh anak berkebutuhan khusus dengan teknik bermain. Bermain ternyata mampu menolong anak-anak ini untuk lebih percaya diri, untuk mampu mengekpresikan dirinya bisa lewat seni seperti menggambar, music, maupun tulisan. Dan yang terpenting disini dengan model terapi bermain anak menjadi lebih peka akan lingkungan sekitar serta anak-anak berkebutuhan khusus ini menjadi pribadi yang mandiri walaupun mereka dalam keadaan kurang namun mereka mampu menerima keadaan mereka dengan tidak melihat kekurangan yang ada namun mereka mampu melihat kelebihan yang mereka miliki untuk menjadi berkat bagi masyarakat.

Semoga bermanfaat…..

Referensi

PLAY THERAPY UNTUK MENINGKATKAN KONSENTRASI PADA ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVE DISORDER (ADHD) 

Lunanta, L.P (2020). Modul Penulisan Karya Ilmiah – Penggunaan Bermain dalam Terapi. Jakarta: Universitas Esa Unggul

Al Madani, H & Khasanah, N (2020). Modul Penulisan Karya Ilmiah – Pengantar Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Universitas Esa Unggul

Santrock, J. W. (2002). Life-span development jilid 1. Jakarta: Erlangga.

PROGRAM BIMBINGAN MELALUI TERAPI BERMAIN UNTUK MENGEMBANGKAN PERILAKU ADAPTIF PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Efektifitas terapi bermain terhadap peningkatan konsentrasi pada anak ADHD

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun