Tari Bondan Kendi memiliki nilai filosofis yang dalam serta mengandung makna. Beberapa nilai dan juga filosofi yang terkandung dari Tari Bondan Kendi antara lain:
- Menggendong Anak:
Gerakan penari Bondan yang menggendong anak menggambarkan bahwa tugas utama seorang wanita adalah mendidik dan mengasuh anaknya sesuai dengan prinsip kehidupan yang baik. Tugas inilah yang kadang hari ini mengalami diskriminasi dan sering kali dilupakan.
- Payung terbuka:
Payung dalam tari Bondan diibaratkan sebagai alat untuk melindungi.Jika penari melakukan gerakan dengan membuka payungnya, hal tersebut menggambarkan sikap seorang ibu yang sukarela untuk memberikan perlindungan kepada anak-anaknya dengan segenap kekuatannya. Hal ini cukup berkesan, karena di masa sekarang tak jarang kita mendapati bahwa para ibu sudah mulai lupa akan kegiatan utamanya dalam menjalankan peranan sebagai madrasah utama bagi permata hatinya. Peran utama ini mulai tergantikan dengan kondisi para ibu yang lebih gemar bekerja dibandingkan memperhatikan intensitas kasih sayang dan dedikasi pada keluarga.
- Filosofi kendi dan menaikinya:
Penggunaan kendi sendiri penting bagi penari Bondan. Kendi diibaratkan sebagai simbol dapur dan rumah tangga yang dijalankan oleh seorang perempuan. Selain itu, memutar guci sesuai dengan delapan mata angin melambangkan bahwa seorang istri harus memiliki kemampuan dan tanggung jawab untuk membantu suaminya memutar arah kehidupan. Hal ini sesuai dengan ungkapan bahwa perempuan adalah pilar negara. Karena perannya sebagai ibu tidak hanya terkait urusan dapur, tapi tanpa pamrih mengolah dan menjaga moral keluarga. Mendorong tumbuh kembang anak sedini mungkin agar dapat membanggakan dan memuliakan status keluarga. Pada saat yang sama, filosofi panjat tiang mengajarkan kepada para penari bahwa hidup tidak pernah statis, melainkan dinamis. Intinya, hidup selalu dirundung masalah, sehingga perempuan diharapkan mampu menjalani tahapan-tahapan kehidupan yang dimilikinya. Selain itu, saat memanjat kendi, penting untuk meningkatkan konsentrasi, kedamaian batin, dan konsentrasi sedemikian rupa sehingga seseorang dapat meletakkan kedua kaki di atas kendi. Hal ini mengajarkan kepada para penari Bonda bahwa ketika dihadapkan pada suatu masalah diharapkan dapat diselesaikan dengan tidak tergesa-gesa sehingga dapat dihasilkan solusi yang tepat. Selain itu panjat tempayan juga memiliki makna filosofis bahwa seorang ibu adalah sumber pengasuhan dan kasih sayang bagi anak-anaknya.
Upaya yang dilakukan untuk melestarikan Tari Bondan ini sangatlah penting karena dimasa yang sekarang dengan berkembangnya teknologi yang semakin canggih dan juga semakin cepat menjadikan banyaknya generasi muda yang kurang tertarik dengan kesenian tradisional. maka dari itu, untuk menarik kembali minat anak muda sekarang ini terhadap tarian tradisional, kita perlu memperkenalkan kebudayaanatau tradisi ini kepada anak yang masih dini atau masih berada di bangku sekolah, dengan cara mengadakan pelatihan dan pertunjukan seni tradisional tersebut. Dengan diadakannya pentas seni mungkin akan banyak generasi muda yang tertarik untuk mempelajari Tarian Bandon Kendi, bisa juga dengan menggunakan teknologi yang ada pada saat ini yaitu dengan cara memrekamnya kemudian mengunggah vidionya ke sosial media ini, dan bisa juga dengan diadakannya penampilan Tari Bandon Kendi disuatu acara bisa membuat masyarakat luas melihat dan membuat mereka tertarik untuk mempelajari kesenian lebih jauh lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H