Mohon tunggu...
Bernadea Siwi Utami
Bernadea Siwi Utami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Kristen Indonesia

Saya adalah mahasiswi dari suatu Universitas di Jakarta Timur. Hobi saya adalah membaca cerita, mendengarkan lagu, dan suka olahraga.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Tari Bondan Kendi

9 Januari 2024   15:30 Diperbarui: 9 Januari 2024   15:52 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tari Bondan Kendi memiliki nilai filosofis yang dalam serta mengandung makna. Beberapa nilai dan juga filosofi yang terkandung dari Tari Bondan Kendi antara lain:

  • Menggendong Anak:

Gerakan penari Bondan yang menggendong anak menggambarkan bahwa tugas utama seorang wanita adalah mendidik dan mengasuh anaknya sesuai dengan prinsip kehidupan yang baik. Tugas inilah yang kadang hari ini mengalami diskriminasi dan sering kali dilupakan.

  • Payung terbuka:

Payung dalam tari Bondan diibaratkan sebagai alat untuk melindungi.Jika penari melakukan gerakan dengan membuka payungnya, hal tersebut menggambarkan sikap seorang ibu yang sukarela untuk memberikan perlindungan kepada anak-anaknya dengan segenap kekuatannya. Hal ini cukup berkesan, karena di masa sekarang tak jarang kita mendapati bahwa para ibu sudah mulai lupa akan kegiatan utamanya dalam menjalankan peranan sebagai madrasah utama bagi permata hatinya. Peran utama ini mulai tergantikan dengan kondisi para ibu yang lebih gemar bekerja dibandingkan memperhatikan intensitas kasih sayang dan dedikasi pada keluarga.

  • Filosofi kendi dan menaikinya:

Penggunaan kendi sendiri penting bagi penari Bondan. Kendi diibaratkan sebagai simbol dapur dan rumah tangga yang dijalankan oleh seorang perempuan. Selain itu, memutar guci sesuai dengan delapan mata angin melambangkan bahwa seorang istri harus memiliki kemampuan dan tanggung jawab untuk membantu suaminya memutar arah kehidupan. Hal ini sesuai dengan ungkapan bahwa perempuan adalah pilar negara. Karena perannya sebagai ibu tidak hanya terkait urusan dapur, tapi tanpa pamrih mengolah dan menjaga moral keluarga. Mendorong tumbuh kembang anak sedini mungkin agar dapat membanggakan dan memuliakan status keluarga. Pada saat yang sama, filosofi panjat tiang mengajarkan kepada para penari bahwa hidup tidak pernah statis, melainkan dinamis. Intinya, hidup selalu dirundung masalah, sehingga perempuan diharapkan mampu menjalani tahapan-tahapan kehidupan yang dimilikinya. Selain itu, saat memanjat kendi, penting untuk meningkatkan konsentrasi, kedamaian batin, dan konsentrasi sedemikian rupa sehingga seseorang dapat meletakkan kedua kaki di atas kendi. Hal ini mengajarkan kepada para penari Bonda bahwa ketika dihadapkan pada suatu masalah diharapkan dapat diselesaikan dengan tidak tergesa-gesa sehingga dapat dihasilkan solusi yang tepat. Selain itu panjat tempayan juga memiliki makna filosofis bahwa seorang ibu adalah sumber pengasuhan dan kasih sayang bagi anak-anaknya.

Upaya yang dilakukan untuk melestarikan Tari Bondan ini sangatlah penting karena dimasa yang sekarang dengan berkembangnya teknologi yang semakin canggih dan juga semakin cepat menjadikan banyaknya generasi muda yang kurang tertarik dengan kesenian tradisional. maka dari itu, untuk menarik kembali minat anak muda sekarang ini terhadap tarian tradisional, kita perlu memperkenalkan kebudayaanatau tradisi ini kepada anak yang masih dini atau masih berada di bangku sekolah, dengan cara mengadakan pelatihan dan pertunjukan seni tradisional tersebut. Dengan diadakannya pentas seni mungkin akan banyak generasi muda yang tertarik untuk mempelajari Tarian Bandon Kendi, bisa juga dengan menggunakan teknologi yang ada pada saat ini yaitu dengan cara memrekamnya kemudian mengunggah vidionya ke sosial media ini, dan bisa juga dengan diadakannya penampilan Tari Bandon Kendi disuatu acara bisa membuat masyarakat luas melihat dan membuat mereka tertarik untuk mempelajari kesenian lebih jauh lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun