Mohon tunggu...
Bernabas BuluKariam
Bernabas BuluKariam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Bernabas Bulu Kariam ingin menggunakan Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Book

Menganalisis Novel "Ayahku Bukan Pembohong" Karya Tere Liye

23 Desember 2022   17:01 Diperbarui: 23 Desember 2022   17:05 1761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

                     Bab 1

             Pendahuluan 

1. Latar belakang

Karya sastra merupakan hasil kreatif dari imajinasi yang dipresentasikan dari kehidupan nyata. Walaupun berbentuk fiksi, misalnya cerpen, novel dan drama persoalan yang disodorkan oleh pengarang tidak terlepas dari kehidupan nyata sehari-hari. Sastra terlahir atas hasil karya perilaku manusia dalam kebudayaan yang beranekaragam suku, ras, agama, dan tradisi yang berbeda-beda setiap bangsa atau suku yang memiliki kehidupan sosial yang berbeda dengan suku bangsa lain. Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan Seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupan, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Waluyo (2002:68) berpendapat bahwa karya sastra hadir sebagai wujud nyata imajinatif kreatif seorang sastrawan dengan proses yang berbeda antara pengarang yang satu dengan yang lain. 

Perbedaan itu meliputi beberapa di antaranya metode, munculnya proses kreatif dan cara mengekspresikan apa yang ada dalam diri pengarang hingga penyampaian yang digunakan. Dan dimana novel Ayahku Bukan Pembohong Karya Tere Liye adalah novel pembangun motivasi spiritual yang banyak mengandung unsur dari pengalaman hidup orang tua. Karena tema novel adalah tentang motivasi dan tentang kehidupan, bahwa mencari kebahagiaan dalam hidup itu sederhana. Sehingga saya di sini suka atau tertarik kepada novel tersebut yang berjudul Ayahku Bukan Pembohong, hal ini adanya konflik yang terjadi antara ayah dan anak, ketika anak itu tumbuh dewasa yang di tampilkan secara apik oleh pengarang.

Dalam novel ini juga di gambarkan sosok anak yang di besarkan dengan dongeng-dongeng kesederhanaan kehidupan yang dimana dongeng-dongeng itu pula yang membuat sang anak membenci ayahnya ketika dewasa. Akan tetapi pada novel ini pengarang membuat struktur alur yang rumit sehingga pembaca akan kesulitan memahami alur cerita tersebut. Oleh karena itu saya menganalisis unsur intrinsik yang terdapat dalam novel yang berjudul Ayahku Bukan Pembohong.

Ayahku bukan pembohong berkisah tentang seorang ayah yang gemar bercerita ada anak, menantu dan cucunya, cerita tentang petualanganya saat masih muda. Ayah di hormati dengan keramahan sikap, santun tutur bahasa, dan suka membantu kepada tetangga maupun orang lain yang membutuhkan bantuannya, ayah juga hidup sederhana meski lulusan ilmu hukum di universitas ternama di Eropa. 

Ayah memilih untuk menjadi seorang pegawai negeri biasa dengan hidup sederhana, baginya kebahagiaan bukanlah yang bisa diukur dari seberapa banyak kita memiliki barang-barang mewah atau jalan-jalan ke luar negeri bagi ayah kebahagiaan adalah bagaimana kita masih tetap bersyukur setiap apa yang kita miliki dengan bangga dan ikhlas kebagian yang lahir dalam diri bukan dari orang lain atau barang apapun memiliki satu anak yang bernama dam ayah coba mendidik dam dengan cara yang berbeda yaitu dengan cara memberikan cerita-cerita yang ia tanam dalam otak dan pikiran dam hal tersebut hal tersebut telah berhasil membentuk karakter dan menjadi anak yang berbeda dengan segala kebaikan hatinya sabar dan ringan membantu orang tua dan orang lain namun semenjak ibunya meninggal dan tidak pernah diberi tahu jika selama ini ibunya mengidap penyakit kelainan darah, Dam sangat kecewa kepada ayahnya lebih kecewa lagi saat tahu ayahnya tidak pernah membawa ibunya untuk berobat serius untuk penyembuhan, tapi lebih memilih percaya argumen si raja tidur yang mengatakan usia ibu akan bertahan lebih lama jika membawanya dalam suasana hati yang bahagia, itu sangat tidak masuk akal, padahal saya sendiri yang mengajarkan damn untuk tidak cepat putus asa. 

Kini ayah sudah renta, usianya menginjak 78 tahu, ayahnya tinggal bersama Dam atas permintaan menantunya. Taani ayah senang berbagi cerita lagi kepada kedua cucunya yaitu zas dan Qon, namun justru itu juga membuat Dam kembali marah, Dam tidak ingin keluarga kecilnya di usik oleh cerita-cerita ayahnya. Pertengkaran hebat pun terjadi, sampai akhirnya ayah masuk rumah sakit, dan saat itu pula dam tahu bahwa cerita-cerita ayah bukanlah kebohongan, namun semuanya adalah sia-sia, ayah juga pergi untuk selamanya.

Pada bagian ini didapatkan kata atau kalimat yang menggambarkan unsur intrinsik dalam novel ayahku bukan pembohong karya Tere Liye, dan dimana saya juga kan mendeskripsikan unsur intrinsik novel tersebut yang berjudul ayahku bukan pembohong, berdasarkan hasil di bawah ini saya melakukan dengan membaca novel tersebut dengan cara berulang-ulang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun