Mohon tunggu...
Bernat Ndawu
Bernat Ndawu Mohon Tunggu... lainnya -

Doulos di GBI Victory,Papa Celine,Mia Mori Community

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Stop Teror dan Pembunuhan Sadis di Poso

20 Januari 2015   19:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:44 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aksi teror dan kekerasan berupa pembunuhan sadis terhadap warga poso kembali terjadi.Pada tanggal 15 januari 2015,sekitar pukul 17.00 Wita tiga orang warga desa Tangkura kecamatan Poso pesisisir kabupaten Poso dibunuh secara sadis yaitu Tommi Alipa(21 tahun) ditembak pada bagian kepala dan perut,Aditia Tetembu (63 tahun) dibacok,lengan tangan kanannya putus,Heri Tobio (59 thn) kepalanya dipenggal hingga terpisah dari badannya.Menurut salah seorang saksi mata yang sempat berpapasan dengan para pelaku,pelaku pembunuhan berjumlah 8 orang berusia remaja yang berpakaian hitam,celana loreng,membawa senjata api dan parang.Para pelaku mengancam akan membunuh saksi jika memberitahukan aksi mereka kepada orang lain.Salah seorang dari pelaku mengatakan bahwa tindakan itu mereka lakukan sebagai pembalasan karena teman-teman mereka ditangkap oleh aparat.

Setelah kejadian tersebut,beberapa peristiwa teror menyusul terjadi antara lain;Minggu 18 Januari 2015 sekitar pukul 22 wita,dua orang dengan berpakaian hitam dan memakai topeng masuk kedalam rumah salah satu warga desa Tangkura meminta makanan untuk 10 orang.Bapak dan Ibu pemilik rumah mengiyakan untuk menyediakan makanan,tetapi si pemilik rumah kemudian melarikan diri melalui pintu belakang lalu melaporkan kejadian tersebut kepada aparat.Hari senin 19 Januari 2015,dua orang murid SD Negeri V Sidomukti kelurahan Sawidago,Kecamatan Pamona Utara Kabupaten Poso ketika sampai di Sekolah sekitar pukul 06.30 wita,mereka bertemu dengan orang yang mereka tidak kenal yaitu 7 orang laki-laki dan 1 orang perempuan.Orang-orang tersebut  memakai baju hitam,membawa tas rangsel dan senjata laras pendek.Salah seorang dari orang yang tidak dikenal bertanya kepada 2 murid sekolah;”Kamu datang kemari untuk apa?”dua murid itu menjawab;”untuk sekolah”,orang tidak dikenal itu berkata lagi;”ini kan hari minggu,mengapa sekolah?”,murid menjawab;”ini hari senin”.Mendengar jawaban tersebut orang-orang tak dikenal tersebut bergegas meninggalkan tempat itu ke arah hutan.(Sumber:Pdt.Rinaldy Damanik)

Rentetan aksi kekerasan dan teror di Poso sudah berlangsung lebih dari satu dekade(10 tahun) dan telah memakan banyak korban jiwa baik warga sipil,Tokoh Gereja maupun aparat kepolisian.Masyarakat Poso selama bertahun-tahun kehilangan rasa aman akibat tidak seriusnya pemerintah menuntaskan aksi kekerasan dan teror.Warga menjadi takut untuk melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari terutama untuk pergi ke kebunnya.Timbul rasa curiga antar kelompok masyarakat akibat trauma konflik antar kelompok yang pernah terjadi di Poso.

Oleh karena itu Poso-Morowali Utara Watch menilai bahwa pemerintah telah gagal menjamin keamanan warga negaranya di Poso seperti yang diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945 dan Pemerintah telah melakukan pembiaran sehingga aksi teror dan kekerasan terus berulang terjadi.Aksi teror dan kekerasan di Poso adalah kejahatan kemanusiaan yang luar biasa bukan tindakan kriminal murni.Ketika ada issu besar di pusat(Jakarta),seringkali aksi teror dan kekerasan di Poso kembali terjadi.Kami menyimpulkan bahwa aksi teror dan  kekerasan di Poso bisa jadi adalah upaya untuk  pengalihan issu  yang terjadi di tingkat nasional.

Poso-Morowali Utara watch mendesak Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla segera mengambil langkah-langkah strategis dengan membentuk tim khusus penyelesaian aksi kekerasan dan teror di Poso dengan melibatkan semua komponen masyarakat Poso.

Poso-Morowali Utara Watch mendesak Plt.Kapolri Badrodin Haiti supaya mengerahkan semua kemampuan institusi Polri untuk mengejar dan menangkap para pelaku teror dan kekerasan yang bersembunyi di hutan-hutan sekitar Poso.

Poso-Morowali Utara Watch mendesak Pemerintah Pusat dengan melibatkan Komnas HAM dan LSM penggiat HAM segera melakukan audit dan evaluasi  terhadap penanganan keamanan di Poso selama ini.

Jika pemerintah RI tidak menunjukan keseriusan dalam menangani aksi kekerasan dan teror di Poso,maka Poso-Morowali Utara Watch meminta perhatian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk ikut menyelesaikan pelanggaran HAM di Poso.

Jakarta 20 Januari 2015.

Bernad Ndawu (Koordinator Poso-Morowali Utara Watch

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun