Mohon tunggu...
BERLINDA DEWI MAULUDIAH
BERLINDA DEWI MAULUDIAH Mohon Tunggu... -

jangan takut menjadi diri sendiri, mungkin ini ungkapan lama, namun memang ini yang terpenting, jangan lupa bersyukur, berbuat baik, tersenyum, dan sesekali mengeluh bahkan menangis :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yang Berkasta maka Berkuasa ?

15 November 2014   16:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:45 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Nama orang Bali pada umumnya memiliki kaitan erat dengan kasta, karena pada nama orang Bali biasanya akan terlihat kastanya. Imbuhan kasta ini akan terlihat di bagian awal nama misalnya memakai Gusti, Anak Agung, Dayu, Desak, dsb..

Di Bali umumnya seorang anak kastanya harus sama dengan orang tuanya. Jadi anak tidak boleh diberi awalan nama misalnya Anak Agung apabila orang tuanya bukan kasta tersebut.

Masalah pernikahan di Bali biasanya terjadi antara laki-laki berkasta tinggi dengan perempuan berkasta rendah. Itu juga menjadi kebanggaan tersendiri bagi pihak keluarga perempuan.

Apabila terjadi seorang perempuan berkasta menikah dengan laki-laki tanpa kasta atau dengan kasta yang lebih rendah, maka ini disebut “nyerod” atau turun kasta. Pernikahan seperti ini biasanya dihindari, bahkan bila memang terjadi harus dengan sistem “ngemaling” yaitu nikah dengan sembunyi-sembunyi. Karena biasanya pernikahan model seperti ini dilarang atau tidak disetujuhi oleh pihak keluarga perempuan.

Kekacauan pemahaman masyarakat masalah kasta dan warna lama-lama menjadi kesalah pahaman. Konsep kasta sangat berbeda dengan konsep warna yang di ajarkan dalam agama hindu. Jika terjadi kesalahpahaman secara terus menerus tidak menutup kemungkinan akan terjadi konflik, perpecahan, dan kekacauan.

Ajaran catur warna dalam hindu adalah menempatkan fungsi sosial seseorang dalam kehidupan di masyarakat. Setiap orang boleh memilih fungsi sosial apa saja sesuai dengan kemampuan mereka.

Sebenarnya perbedaan kasta di Indonesia sekarang sudah mulai luntur karena jaman modernisasi. Banyak masyarakat yang sadar bahwa sekarang ini jamannya sudah berbeda dengan jaman dahulu yang masih berdiri banyak kerajaan. Sekarang Indonesia sudah berbentuk negara demokrasi bukan kerajaan.

Adanya kasta di Indonesia bukan merupakan keburukan yang fatal, kasta juga berfungsi sebagai jati diri atau ciri-ciri daerah asal. Namun tetap jangan di salah artikan bahwa yang “berkasta adalah yang berkuasa”. Ingat Indonesia negara demokrasi. Indonesia juga Bhineka Tunggal Ika, jadi perbedaan bukan masalah bagi kita semua, perbedaanlah yang akan menyatukan kita menjadi bangsa Indonesia satu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun