Mohon tunggu...
Berlin Sianipar
Berlin Sianipar Mohon Tunggu... -

Seorang anak muda yang penuh semangat untuk belajar berbagai macam hal dan lalu mengkaryakannya dalam kehidupannya demi memperkaya dirinya sendiri dan memperkaya orang-orang di sekelilingnya, secara material dan spiritual... :)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tafsir Mimpi : Mata Uang Kehidupan

6 Mei 2010   16:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:22 1576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

T : Tadi malam aku mimpi, aku ikut rapat, sama Dewan Ambalan Pramuka jamanku dulu, setahuku mau membahas penyelesaian suatu masalah, tapi gak jelas masalahnya apa. Trus tiba-tiba aku mau membeli sesuatu, tapi di sakuku cuma ada uang-uang logam macem-macem entah mata uang dari mana saja. Ada artinya nggak ya ? J : Sebuah mimpi seringkali hanya dianggap sebagai bunga tidur yang tidak ada artinya. Akan tetapi, penelitian psikologis telah mengungkapkan bahwa mimpi yang disertai impresi-impresi adalah sebuah pesan dari pikiran bawah sadar manusia yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa pikiran sadar bisa berguna untuk membantu mengerti dan bahkan menyelesaikan masalah-masalah kehidupan yang sedang dihadapi. Mimpimu itu nampaknya termasuk salah satu mimpi yang memiliki arti. Dengan membaca uraianmu, aku bisa merasakan impresi yang kamu rasakan sewaktu kamu mengalami mimpi itu. Dari situ, aku bisa membaca apa yang sedang kami alami dan pesan apa yang disampaikan pikiran bawah sadarmu untuk dirimu. Kamu dibawa ke sebuah setting yang menyenangkan. Dewan Ambalan Pramuka adalah salah satu tempat di mana dirimu merasa nyaman dan senang. Akan tetapi, di tempat yang nyaman pun kadang timbul masalah juga. Kemudian kamu diberikan gambaran akan membeli sesuatu, tapi ternyata kamu mengantongi berbagai macam mata uang yang kamu tak tahu dari mana asalnya. Itu adalah simbol bahwa kamu orang yang senang belajar segala sesuatu. Pikiran bawah sadarmu memberi pesan bahwa ada hal yang ketika kamu memerlukan sebuah keputusan, bekal pelajaran yang sudah kamu ambil dari berbagai macam tempat itu ternyata tak selalu berguna. Kamu diberi pesan bahwa kamu harus bisa menggunakan bekal yang tepat pada saat yang tepat. Sayangnya itu tak bisa didapat jika kamu memaksakan diri untuk menguasai segala sesuatu. Otakmu bisa bersifat seperti spons yang menyerap segala macam pengetahuan. Tapi dengan banjir informasi yang terjadi di jaman digital ini, nampaknya kamu harus mulai menggunakan otakmu sebagai filter juga. Menyaring informasi mana yang benar-benar berguna bagi kehidupanmu dan membuang informasi mana yang tidak berguna bagi kehidupanmu. Kehidupan ini adalah soal jual beli. Apa yang hendak kamu beli dalam kehidupan ini ? Gelar ? Sukses finansial ? Kedudukan ? Pekerjaan ? Atau apa ? Semuanya memiliki mata uang sendiri-sendiri. Kamu tak bisa membeli sukses finansial dengan mata uang ketekunan pada pekerjaan. Sukses finansial harus dibeli dengan mata uang kemampuan finansial yang baik. Kamu tak bisa membeli kebahagiaan keluarga dengan mata uang finansial saja. Kebahagiaan keluarga harus dibeli dengan mata uang kemampuan mengelola relasi dengan anggota keluarga. Setiap hal dalam kehidupan ini memerlukan mata uang yang tepat. Nampaknya alam bawah sadarmu memberimu pesan bahwa kamu masih harus terus belajar meningkatkan kemampuan menggunakan bekalmu di saat yang tepat. Tidak semua yang dipelajari itu berguna bila ternyata tidak bisa digunakan pada waktu diperlukan. Belajar menyerap informasi dan belajar juga menyaring informasi, supaya ketika harus mengambil keputusan yang penting kamu sudah memiliki mata uang yang tepat. Mata uang kehidupan. Itu pesannya. Semoga membantu. Good luck ! ^^ [caption id="attachment_135026" align="aligncenter" width="320" caption="Berbagai macam mata uang logam yang tentu saja hanya bisa digunakan di waktu dan tempat yang tepat."][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun