[caption id="attachment_356759" align="aligncenter" width="560" caption="Tari Yospan at Trafalgar Square - London (https://www.youtube.com/watch?v=m2T2hM5murY)"][/caption]
Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London, Inggris akan didemo oleh kelompok Free West Papua Campaign (FWPC), Selasa (2/9) siang waktu setempat. Dari undangan yang beredar melalui jejaring sosial, demo tersebut bertujuan untuk meminta pertanggungjawaban Pemerintah Indonesia terkait kasus Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Sorong, Martinus Yohame, yang hilang sejak 20 Agustus 2014 dan ditemukan mayatnya sekitar seminggu kemudian.
Agak aneh memang mendengar rencana demo FWPC ini, karena demo itu sendiri diadakan tanggal 2 September 2014 yang selisih enam hari dari ditemukannya mayat Ketua KNPB Sorong atau selisih tiga belas hari dari hilangnya Ketua KNPB itu.
Andaikan demo FWPC ini merupakan perwujudan rasa solidaritas terhadap sesama aktivis pro kemerdekaan Papua Barat, seharusnya demo FWPC dilaksanakan sesegera mungkin sejak menghilangnya Martinus Yohame atau sesegera mungkin sejak ditemukan mayat Martinus. Ataukah demo FWPC ini sebagai alat tawar bagi Pemerintah Inggris terhadap Pemerintah Indonesia ?Jikalau ini yang terjadi, tentunya patut disesalkan tindakan FWPC yang baru bereaksi setelah ada order dari Pemerintah Inggris. FWPC bukanlah kelompok pejuang kemerdekaan Papua Barat, tapi tak lebih dari sekedar tim kampanye bayaran.Semoga para aktivis FWPC masih memiliki hati nurani dan harga diri sebagai bangsa Melanesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H