Mohon tunggu...
Berliana Wijaya
Berliana Wijaya Mohon Tunggu... -

Wanita dijajah pria sejak dulu, dijadikan perhiasan sangkar madu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cakalele, Naik Panggung sambil Bawa Parang

5 November 2014   18:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:34 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Empat orang pemuda Maluku naik ke atas panggung sambil berteriak-teriak membawa parang dan perisai. Itulah adegan awal Cakalele, sebuah tarian perang dari Maluku yang dipentaskan di Lapangan Merdeka, Kota Ambon, Maluku pada Selasa (4/11) malam kemarin.

[caption id="attachment_372105" align="alignnone" width="300" caption="Tari Cakalele (https://www.flickr.com/photos/126244412@N03/sets/72157648731367368)"][/caption]

Tari Cakalele yang dipentaskan di Lapangan Merdeka itu merupakan salah satu acara dari rangkaian kegiatan Kongres Kebudayaan Maluku ke-1 yang diselenggarakan oleh Lembaga Kebudayaan Daerah Maluku (LKDM) sejak Senin (3/11) hingga Kamis (6/11).Dengan mengambil tema “Identitas ke-Maluku-an” LKDM menggelar acara seminar, pagelaran seni, pameran kebudayaan, permainan rakyat, kongres dan kelas budaya Maluku.

[caption id="attachment_372107" align="alignnone" width="300" caption="Tari dari Pulau Buru (https://www.flickr.com/photos/126244412@N03/sets/72157648731367368)"]

14151600851694203163
14151600851694203163
[/caption]

Pada malam kedua kegiatan kongres, ratusan warga Kota Ambon dihibur dengan acara pentas group musik Kulibia , Ernes Hawaiian Band, tari Cakalele, tari Bambu Gila, tari Tifa, serta tarian adat dari Buru, sebuah kabupaten di provinsi Maluku.

[caption id="attachment_372108" align="alignnone" width="300" caption="Group musik tradisional Maluku "]

1415160183379837113
1415160183379837113
[/caption]

Menurut salah satu peserta dari kabupaten Buru, Kongres Kebudayaan Maluku ke-1 bertujuan untuk melakukan konsolidasi sosiokultural berbagai sub etnik dalam lingkungan provinsi Maluku yang berciri kepulauan, dalam rangka merespon dinamika perubahan yang semakin pesat dalam aspek kehidupan masyarakat Maluku yang berciri multikultur. Selain itu, juga untuk sosialisasi manifestasi dan ekspresi berbagai kebudayaan sub etnik Maluku yang berbeda-beda, sehingga menambah khasanah kekayaan pengetahuan masyarakat sekaligus mendorong sikap saling mernghormati dalam kehidupan bersama di Maluku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun