Pendidikan berasal dari kata dasar 'didik' yang berarti memelihara dan memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pengajaran berasal dari kata dasar 'ajar' yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui. Pengajaran berarti suatu proses, cara, dan perbuatan mengajar atas kegiatan memberi petunjuk. Menurut Pemikiran Filososfi Ki Hajar Dewantara terdapat pendidikan yang menuntun, Pendidikan Budi Pekerti, Pendidikan dengan sistem among.Â
Berdasarkan Pendidikan yang Menuntun Dalam Istilah Bahasa Jawa, Pendidikan panggulawentah (pengolahan), mengolah, mengubah kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran, kemauan dan watak, mengubah kepribadian sang anak. Pendidikan lebih dari sekedar pengajaran, yang dapat dikatakan sebagai suatu proses transfer ilmu, transformasi nilai, dan pembentukan kepribadian. (Nurkholis, 2013). Menurut KHD, pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun semua kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak. Agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. (Sugiarta dkk, 2019).Â
Menurut Pendidikan Budi Pekerti, Budi memiliki arti pikiran, perasaan, kemauan dan dipadukan dengan pekerti yang memiliki arti tenaga. Dan kolaborasi budi pekerti berarti Jiwa manusia yang bertenaga. Budi pekerti juga diartikan sebagai perpaduan antara cipta (kognitif), karsa (afektif) sehingga menciptakan karya (psikomotor). Keselarasan hidup anak dapat dilatih melalui pemahaman kesadaran diri yang baik tentang dirinya (kognitif), kemudian dilatih mengolah diri agar mampu memiliki kesadaran sosial bahwa dia tidak hidup sendiri dalam relasi sosialnya (Afektif) sehingga membuat sebuah keputusan yang bertanggung jawab dalam memerdekakan dirinya (Psikomotorik).Â
Dalam arti Pendidikan sebagai sistem among. Sistem yang berjiwa kekeluargaan dan bersendikan dua dasar : kodrat alam dan kemerdekaan (Suroso, 2011). Sistem pengajaran dan pendidikan yang berdasarkan pada asih, asah dan asuh (care and dedication based on love) (Sugiarta, 2018). Metode ini secara teknik pengajaran meliputi kepala, hati, dan panca indra. Sehingga output pendidikan yang dihasilkan adalah peserta didik yang berkepribadian merdeka, sehat fisik, sehat mental, cerdas, menjadi anggota masyarakat yang berguna, dan bertanggung jawab atas kebahagiaan dirinya dan kesejahteraan orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H