Mohon tunggu...
Berlian Hariratul Mahya
Berlian Hariratul Mahya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Semarang

Membahas terkait beberapa program yang dilakukan di UNNES GIAT 5

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Wujudkan Demonstrasi Kontekstual Dasar-Dasar Pemikiran Ki Hajar Dewantara

14 Oktober 2024   14:26 Diperbarui: 14 Oktober 2024   20:10 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semboyan Ki Hajar Dewantara

Pendidikan berasal dari kata dasar 'didik' yang berarti memelihara dan memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pengajaran berasal dari kata dasar 'ajar' yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui. Pengajaran berarti suatu proses, cara, dan perbuatan mengajar atas kegiatan memberi petunjuk. Menurut Pemikiran Filososfi Ki Hajar Dewantara terdapat pendidikan yang menuntun, Pendidikan Budi Pekerti, Pendidikan dengan sistem among. 

Berdasarkan Pendidikan yang Menuntun Dalam Istilah Bahasa Jawa, Pendidikan panggulawentah (pengolahan), mengolah, mengubah kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran, kemauan dan watak, mengubah kepribadian sang anak. Pendidikan lebih dari sekedar pengajaran, yang dapat dikatakan sebagai suatu proses transfer ilmu, transformasi nilai, dan pembentukan kepribadian. (Nurkholis, 2013). Menurut KHD, pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun semua kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak. Agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. (Sugiarta dkk, 2019). 

Ilustrasi Pengimplementasian Budi Pekerti
Ilustrasi Pengimplementasian Budi Pekerti
Menurut Pendidikan Budi Pekerti, Budi memiliki arti pikiran, perasaan, kemauan dan dipadukan dengan pekerti yang memiliki arti tenaga. Dan kolaborasi budi pekerti berarti Jiwa manusia yang bertenaga. Budi pekerti juga diartikan sebagai perpaduan antara cipta (kognitif), karsa (afektif) sehingga menciptakan karya (psikomotor). Keselarasan hidup anak dapat dilatih melalui pemahaman kesadaran diri yang baik tentang dirinya (kognitif), kemudian dilatih mengolah diri agar mampu memiliki kesadaran sosial bahwa dia tidak hidup sendiri dalam relasi sosialnya (Afektif) sehingga membuat sebuah keputusan yang bertanggung jawab dalam memerdekakan dirinya (Psikomotorik). 

Dalam arti Pendidikan sebagai sistem among. Sistem yang berjiwa kekeluargaan dan bersendikan dua dasar : kodrat alam dan kemerdekaan (Suroso, 2011). Sistem pengajaran dan pendidikan yang berdasarkan pada asih, asah dan asuh (care and dedication based on love) (Sugiarta, 2018). Metode ini secara teknik pengajaran meliputi kepala, hati, dan panca indra. Sehingga output pendidikan yang dihasilkan adalah peserta didik yang berkepribadian merdeka, sehat fisik, sehat mental, cerdas, menjadi anggota masyarakat yang berguna, dan bertanggung jawab atas kebahagiaan dirinya dan kesejahteraan orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun