Mohon tunggu...
Berliando Fernando
Berliando Fernando Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Uin Suska Riau/pendidikan geografi

Mahasiswa pendidikan geografi UIN Suska riau

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Presipitasi di Pekanbaru

28 November 2022   13:20 Diperbarui: 19 Desember 2022   23:28 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kurangnya Wilayah Sumber air dan Pepohonan di Daerah Kota pekanbaru yang membuat kecilnya tingkat Presipitasi curah hujan

Presipitasi merupakan kata lain dari hujan, dimana presipitasi ini merupakan siklus perputaran dari terbentuknya curah hujan, melalui yang dinamakan dengan proses kondensasi dimana yaitu naiknya partikel dari lautan maupun sungai yang dimana terbentuknya awan. Triatmodjo, (2008) 

Ketika awan yang telah terbentuk oleh partikel tesebut mengandung titik hujan, dan dari proses tersebut awan mengalami banyak penampungan partikel air, dikarekan awan sudah keberatan menahan air maka dari itu hujan pun turun di daerah yang dilaluinya.

Evapotranspirasi adalah sebuah siklus yang dimana evaporasi yaitu adalah kawasan daerah penghasil partikel dari sumber mata air seperti danau, laut, dan sungai serta di waduk-waduk, sedangkan transpirasi adalah sumber kawasan yang daerah penghasil partikel hujan melalui tumbuhan atau pohon, maka jika di gabung dan sering di sebut dengan evapotranspirasi.

Pekanbaru merupakan salah satu wilayah di provinsi Riau, dimana pekanbaru ini merupakan salah satu daerah yang bisa dikatakan rendah tingkat presipitasinya yaitu pada bulan Desember hingga Januari, menurut badan meteorologi dan klimatologi (BMKG). Dalam hasil penelitian disimpulkan mengapa di Pekanbaru sangat minim dengan curah hujannya dikarenakan wilayah evapotranspirasi di Pekanbaru ini sudah banyak berkurang, wilayah resapan air dan wilayah perairan pun juga bisa dikatakan minim dikarenakan sudah banyaknya wilayah hutan yang di alih fungsikan menjadi lahan pembangunan, perumahan, dan perkantoran, maka oleh karena itu menyebabkan Pekanbaru menjadi wilayah yang sangat kurang dengan curah hujannya.

Selain itu juga dikarekan pekanbaru terletak di daerah dataran rendah juga membuat pekanbaru menjadi wilayah yang sangat minim dengan curah hujannya. Dan di riau juga mengalami hujan pada derah tertentu pada bulan November dan Desember yang bisa membuat cuaca ekstrim di riau.

Kesimpulan

Dengan kurangnya wilayah evapotranspirasi dan dengan letak geografis Pekanbaru juga terletak pada wilayah dataran rendah yang menyebabkan pekanbaru menjadi wilayah dengan tingkat curah hujan yang minim dan dengan kurangnya aliran sungai dan banyaknya pohon-pohon yang di tebang dan di alih fungsikan juga membuat salah satu penyebab dari tingkat prestipitasi juga berkurang.

Referensi

 Triatmodjo, (2008). Hidrologi Terapan. Yogyakarta : Beta Offset. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun