Mohon tunggu...
Berliana  Wusqo
Berliana Wusqo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bismillah berusaha dan terus berusaha

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Inilah Penyebab Anak Terlambat Bicara dan Cara Mengatasinya

15 April 2021   19:54 Diperbarui: 15 April 2021   19:56 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Keterlambatan bicara pada anak didefinisikan sebagai ketidaknormalan kemampuan berbicara seseorang anak jika dibandingkan dengan kemampuan anak yang seusia dengannya. Perkembangan bicara dan bahasa anak dapat mempengaruhi kesuksesan anak disekolah. Bila terlambat ditangani anak biasanya akan kesulitan beradaptasi dan memiliki gangguan perilaku. Saat remaja, mereka juga rentan mengalami gangguan kejiwaan. Gangguan berbicara pada anak telah didefinisikan sebelumnya sebagai ketidaknormalan kemampuan berbicara seorang anak jika dibandingkan dengan kemampuan anak yang seusia dengannya. Ketidaknormalan ini diketahui dari kemampuan berbicara seorang anak yang berada di bawah anak normal pada

Perkembangan bahasa anak dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kecerdasan, jenis disiplin, urutan kelahiran, ukuran saudara kandung, status sosial ekonomi, status ras, bahasa kedua, klasifikasi peran seksual, dan interaksi orang tua. Satu hal yang sering dikeluhkan orang tua adalah keterlambatan berbicara kepada anak-anaknya. Namun, tidak jarang ada keluhan tentang keterlambatan bicara saat anak berada di usia sekolah.

Gangguan bicara adalah salah satu penyebab paling umum dari gangguan perkembangan pada anak. Keterlambatan bicara merupakan keluhan utama yang sering dikhawatirkan orang tua dan dikeluhkan kepada dokter. Gangguan ini tampaknya meningkat pesat dari hari ke hari. Beberapa laporan menyatakan bahwa prevalensi gangguan bicara dan bahasa pada anak sekolah berkisar antara 5% sampai 10%. Di sini, keterlambatan berbicara meliputi ketidakmampuan untuk berbicara, terlambat berbicara, ketidakmampuan berbicara dengan lancar, dan ucapan yang tidak berarti. Keterlambatan bicara bisa menjadi gejala dari berbagai penyakit seperti keterbelakangan mental, gangguan pendengaran, masalah bahasa, autisme, afasia, dan keterlambatan perkembangan. Saat memeriksa anak tunarungu, dokter diharapkan memeriksa kognitif, neurologis, fisik, dan perkembangan anak lainnya. Ini sangat penting karena gangguan bicara mungkin sekunder dari perkembangan lain atau mungkin terkait dengan gangguan lain. Perhatian pertama orang tua mungkin adalah:

Faktor kedua adalah kondisi yang kurang memadai yang menyebabkan anak belajar berbicara dengan baik. Kondisi yang mempengaruhi anak dalam proses belajar berbicara adalah kesehatan, kecerdasan, kondisi sosial ekonomi, jenis kelamin, keinginan berkomunikasi, dorongan, ukuran keluarga, urutan kelahiran, metode pendidikan anak, kelahiran ganda, hubungan teman sebaya, kepribadian. Faktor ketiga adalah faktor yang membuat anak lebih sedikit berbicara dan menghilangkan istilah ocehan pada anak usia dini. Faktor-faktor tersebut adalah kecerdasan, jenis disiplin, urutan posisi, ukuran keluarga, status sosial ekonomi, status ras, bahasa dan peran gender. Jika salah satu indikator dalam faktor yang mempengaruhi keterlambatan bicara hilang atau bahkan hilang, kemudian belajar berbicara akan tertunda dan kualitas bicaranya akan berada di bawah potensi anak dan juga di bawah tingkat kemampuan teman sebayanya. Anak-anak dengan keterlambatan bicara dan bahasa berisiko mengalami kesulitan belajar, kesulitan membaca dan menulis dan akan menyebabkan kurang keberhasilan akademis secara keseluruhan, hal ini mungkin berlanjut hingga remaja. Selain itu, orang dewasa dengan prestasi akademik rendah akibat keterlambatan bicara dan bahasa akan mengalami masalah perilaku dan penyesuaian psikososial. Anak-anak dengan keterlambatan bicara dan bahasa berisiko mengalami kesulitan belajar, kesulitan membaca dan menulis dan akan menyebabkan kurang sukses akademis secara keseluruhan, hal ini mungkin berlanjut hingga dewasa muda. Selain itu, orang dewasa dengan prestasi akademik rendah akibat keterlambatan bicara dan bahasa akan mengalami masalah perilaku dan penyesuaian psikososial. Anak-anak dengan keterlambatan bicara dan bahasa berisiko mengalami kesulitan belajar, kesulitan membaca dan menulis dan akan menyebabkan kurang keberhasilan akademis secara keseluruhan, hal ini mungkin berlanjut hingga dewasa muda. Selain itu, orang dewasa dengan prestasi akademik rendah akibat keterlambatan bicara dan bahasa akan mengalami masalah perilaku dan penyesuaian psikososial.

Anak dikatakan berbicara adalah ketika anak tersebut dapat mengeluarkan berbagai bunyi yang dibuat dengan mulut mereka menggunakan artikulasi atau kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan sesuatu dalam berkomunikasi. Kemampuan berbicara pada masing-masing anak berbeda-beda, tetapi kemampuan tersebut dapat dibandingkan dengan anak yang seusia pada umumnya.Perkembangan kemampuan berbicara seorang anak dikatakan normal apabila kemampuan berbicara mereka sama dengan anak seusianya dan juga memenuhi tugas dari tugas perkembangan dan ketika perkembangan kemampuan berbicara tidak sama dan juga tidak bisamemenuhi tugas dari perkembangan bicara pada usianya tersebut, maka anak tersebut dapat dikatakan mengalami hambatan perkembangan pada kemampuan berbicara (speech delay).

Dengan stimulasi lebih dini diharapkan kemampuan bicara dan bahasa pada anak lebih optimal, sehingga dapat meningkatkan kualitas komunikasinya. Penanganan keterlambatan bicara dilakukan pendekatan medis sesuai dengan penyebab kelainan tersebut. Hal ini biasanya memerlukan manajemen multidisiplin di sektor kesehatan, termasuk dokter anak dengan minat dalam perkembangan anak, rehabilitasi medis, neurologi pediatrik, alergi pediatrik, atau dokter atau praktisi terkait lainnya.

Anak-anak mulai mengeksplorasi lingkungan di sekitarnya, tentunya dihadapkan pada situasi yang menuntut mereka untuk dapat beradaptasi tidak hanya dengan diri sendiri, tetapi juga dengan lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, anak dapat memiliki interaksi yang seimbang antara dirinya dengan lingkungannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun