Mohon tunggu...
Berliana Suryaningtyas
Berliana Suryaningtyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

KKN Tematik UPI: 4 Langkah Mudah Bebas dari Hoaks

23 Juli 2021   14:38 Diperbarui: 23 Juli 2021   15:02 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Persebaran berita bohong yang semakin tidak terkontrol di masa pandemi ini, mendorong mahasiswa untuk memberikan edukasi terkait literasi media digital.  Adanya program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik, mengangkat tema "Membangun Desa melalui Bidang Pendidikan dan Ekonomi dalam Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka Pada Pandemi Covid-19". Program KKN Tematik yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengembangan kepada Masyarakat (LLPM) Universitas Pendidikan Indonesia pada Juli 2021, dirasa pas untuk menjadi wadah bagi mahasiswa dalam memberikan edukasi terkait literasi media digital.

Berdasarkan hasil survei Katadata dalam Kominfo.go.id 2020, indeks literasi digital belum mencapai kategori skor "baik". Hal ini dapat dilihat melalui rendahnya skor pada bagian informasi dan literasi data dalam indeks survei literasi digital, menjadi alasan utama hadirnya program edukasi literasi media digital. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan agar kita terhindar dari informasi yang salah. Berikut hal yang dapat kita lakukan:

  1. Sumber Berita.
    Beragam situs yang tersebar luas, menyediakan informasi di Indonesia. Namun, banyak diantaranya mengklaim bahwa dirinya merupakan situs berita terpercaya di internet. Oleh karena itu, kita harus lebih waspada dan teliti lagi dalam memilih bacaan berita. Memilih sumber bacaan berita merupakan salah satu penentu, apakah kita membaca informasi yang benar atau salah.

  2. Judul Berita.
    Berita bohong atau hoaks seringkali menggunakan judul "clickbait" atau penggunaan diksi yang sensasional. Biasanya, judul sensasional berisikan nada yang bersifat provokatif. Nada provokatif yang dimaksud, ditandai dengan menyudutkan salah satu pihak atau bahkan dapat merugikan pihak tertentu.

    Tingkat efektivitas yang tinggi dalam penggunaan judul yang provokatif, mampu meningkatkan rasa penasaran para pembaca. Namun, kita harus teliti dalam membaca dan bandingkan judul dengan isi berita yang ditulis. Pada akhirnya, kita dapat memperoleh kesimpulan yang berimbang.

  3. Verifikasi Keaslian Fakta, Foto, dan Video.
    Pembaca yang cermat, akan melakukan verifikasi keaslian atas foto dan video berita merupakan hal yang wajib. Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk membaca dan mencari berita yang serupa dari berbagai sumber yang berbeda. Pengecekan terkait berita hoaks dapat juga melalui situs mafindo.or.id atau dengan menghubungi nomor WhatsApp +62 85921600500. Kegiatan verifikasi ini bertujuan agar kita terhindar dari berita bohong, dengan begitu kita dapat mengetahui keaslian foto dan video yang tersebar luas di internet.

  4. Ikut serta dalam grup anti hoax.
    Langkah terakhir yang diperlukan adalah menambah wawasan dan pengetahuan diri terkait informasi terkini dengan mengikuti grup anti hoax. Dengan mengikuti forum online tersebut, kita mendapatkan berbagai informasi tentang cara menghindari dan ciri-ciri berita hoax. Grup yang mendukung gerakan anti hoax ini dapat kita jumpai di sosial media, terutama Facebook. Facebook menyediakan beberapa grup anti hoaks yang dapat kita ikuti seperti:  Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun