"Singapura-nya Indonesia" atau sering disebut juga kota Batam, telah menjadi salah satu dari sepuluh kota metropolitan di indonesia. Dengan berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia, Batam menjadi kota yang dilewati jalur pelayaran internasional yang mana menjadi jalur paling padat dan sibuk di dunia.Â
Wilayah yang memiliki kondisi kepulauan dengan pesona keindahan alamnya ini membuat daya tarik bagi para wisatawan. Kesibukan yang melanda kota tersebut serta potensi baik dari segi ekonomi hingga pariwisata membuatnya menjadi kota yang paling cepat berkembang di indonesia. Tak ayal investasi dan infrastruktur di wilayah ini dapat berkembang dengan pesat.Â
Perkembangan infrastruktur di batam menunjukan tren yang luar biasa serta memiliki sederet infrastruktur bertaraf internasional mulai dari pelabuhan, bandara, kawasan industry, Â hingga jalan yang memiliki 6 lajur.
Perkembangan infrastruktur yang meningkat membuat kepercayaan investor untuk berinvestasi pada batam juga meningkat. Pada tahun 2023 saja realisasi investasi kota batam telah mencapai sebesar Rp15,6 triliun, naik 18% dibandingkan tahun lalu sebesar Rp13,2. Dengan rincian Penanam Modal Dalam Negri (PMDN) sebesar Rp 6,8 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 8,8 triliun yang mana berdampak pada penyerapan tenaga kerja pada sektor jasa sebesar 52,63% dan manufaktur sebesar 44,07%. Hal tersebut membuat Batam kedatangan banyak penduduk baru.
Dengan semakin padatnya jumlah penduduk membuat kebutuhan akan permintaan hunian di batam juga meningka, hal ini selaras dengan realisasi investasi sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran yang mencapai Rp607,997 miliar tumbuh sebesar 38% dari tahun 2022.Â
Dengan adanya peningkatan investasi ini membawa dampak banyak warga pendatang yang datang ke batam atau urbanisasi semakin banyak. BPS mencatat jika per tahunya jumlah pendatang sebanyak 100 ribu orang, terbaru jumlah penduduk batam pada tahun 2023 mencapai 1,240,792. Jumlah penduduk ini merupakan setengah dari populasi provinsi kepulauan riau membuat batam sangat padat.
Kepadatan penduduk ini membuat permintaan akan hunian semakin meningkat, hal ini berakibat pada harga satuan hunian juga mengalami peningkatan yang tajam.Â
Sehingga menjadikan Batam termasuk salah satu kota dengan peningkatan harga property tertinggi di Indonesia berdasarkan Hasil Survey Harga Properti Residental (SHPR) Bank Indonesia yang mencatat kenaikan harga secara empat triwulan berturut-turut. Indeks Harga Properti Residental di batam mengalami kenaikan 3,57% yoy. Ketua Dewan Pengurus Daerah Achyar Arwan Estate Batam mengatakan jika kenaikan harga property di batam naik kisaran 6-7% pada tahun 2023.Â
Kenaikan tertinggi terjadi pada property rumah tapak Dari 3 kategori property rumah tapak, subsidi, menengah dan menengah ke atas, kategori menengahlah yang paling tinggi kenaikannya sebesar 60% disusul menengah ke atas sebesar 30% dan terakhir justru kategori subsidi. Kenaikan kategori menengah disebabkan harga yang masih terjangkau di kisaran 200-600 juta dan supply nya yang cukup banyak, sedangkan kategori subsidi menjadi yang terakhir karena memang dari supply nya yang terbatas namun memang jika dari penjualan rumah subsidi pasti sold out.
Kenaikan harga property di batam ini turut berimbas pada kenaikan pendapatan pajak yang diterima oleh pemerintah kota batam. Pajak berupa, Bea Perolehan Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) sudah melampaui target hingga bisa surplus. Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kota Batam mencatatkan pendapatan sebesar Rp 414.385.272.730. Ini menjadi penyumbang terbesar dari kenaikan pendapatan  kota batam seluruhnya yang mana pada tahun 2023 mencapai 1,7 triliun.