Mohon tunggu...
berliana rizqia putri
berliana rizqia putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pentingnya Retorika dalam Dakwah: Menghindari Komodifikasi dan Menjaga Ketulusan Pesan

25 Juni 2024   21:01 Diperbarui: 25 Juni 2024   21:06 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Dokumen Pribadi

Oleh: Syamsul Yakin & Berliana Rizqia Putri

Dosen Retorika Dakwah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta & Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Penggunaan retorika dakwah berfungsi agar pesan yang disampaikan dapat sepenuhnya menarik,atraktif serta estetik atau indah.fakta mengatakan dakwah di perlukan retorika sebagai seni dalam berkomunikasi secara verbal ataupun nonverbal.karna jika diandaikan dakwah tanpa retorika seperti sayur tanpa garam, adem ayem.

Retorika dakwah juga digunakan untuk membuat isi ceramah kuat. Ini karena dalam retorika, pesan harus disampaikan dengan bahasa yang baku, riset, dan berbasis data. Mad'u yang semakin rasional dan kritis sejalan dengan ceramah yang berbobot.

Retorika dakwah juga digunakan untuk membuat pesan dakwah lebih informasi, persuasif, dan menghibur. Tujuan retorika mendasari ketiga capaian tersebut. Dengan demikian, mad'u akan merasa menerima dan memahami pesan dakwah seperti akidah, syariah, dan akhlak.

Tak kalah pentingnya, retorika dakwah digunakan oleh dai untuk menerapkan pathios, logos, dan ethos ketika mereka berbicara. Inilah tiga jenis retorika yang diperkenalkan Aristoteles. Ketiga jenis ini meningkatkan kinerja dai dan berdampak positif pada tanggapan khalayak mad'u. Pathos, logos, dan ethos tampaknya harus ada dalam metode dakwah apapun yang digunakan.

Karena mempertimbangkan khalayak mad'u yang berkembang menjadi mad'u online, teori dakwah dianggap harus digunakan. Retorika memperkenalkan komunikasi nonverbal—berdakwah dengan perangkat digital—untuk mencapainya. Dai dapat berdakwah secara nonverbal dengan menggunakan gerakan tubuh dan bahasa tubuh secara tatap muka dan virtual.

Selanjutnya, dakwah retorika didefinisikan sebagai dakwah dengan isi hanya retorika semata. Ini didedikasikan untuk tujuan tertentu, seperti pencapaian politik, pencapaian ekonomi, atau gengsi sosial. Dakwah retorika lebih banyak digunakan sebagai alat yang digunakan dalam gaya bicara yang memukau.

Akibatnya, dakwah retorika harus dihilangkan dengan beberapa pertimbangan. Pertama, dakwah adalah kepercayaan yang berasal dari Tuhan. Ini dapat dijelaskan dengan banyak ayat al-Qur'an dan hadits Nabi. Dakwah kehilangan ruhnya jika hanya digunakan sebagai retorika.

Kedua, dakwah adalah ibadah ghair mahdhah yang menguntungkan orang baik di dunia maupun akhirat. Untuk itu, seseorang harus berdakwah dengan niat yang tulus. Sementara dakwah adalah tujuan antara, tujuan sebenarnya adalah mendapatkan ridha Allah.

Sehingga dapat disiimpulkan bahwa retorika dakwah berbeda dengan dakwah retorika.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun