Mohon tunggu...
berliana rizqia putri
berliana rizqia putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Retorika: pentingnya Retorika dalam berkomunikasi Lisan & Tulisan

23 April 2024   21:16 Diperbarui: 23 April 2024   21:57 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                                  

Oleh: (Syamsul Yakin dan Berliana Rizqia Putri)

Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Mahasiswi

Berbanding dengan pengetahuan, retorika adalah kemampuan yang lebih bertumpu kepada praktik dibandingkan teori. Tidak heran bahwa retorika biasanya dianggap sebagai kemahiran bahasa yang berharga, yaitu terdapat komunikasi lisan dan tertulis.

Ketika menyampaikan ucapan kepada pembaca dan pendengar, kemahiran lisan dan retorika seseorang menjadi jelas melalui bahasa yang menarik, intonasi dan dinamik yang bermacam, dan penggunaan rima yang mengingatkan keindahan puisi.

Tidak hanya itu, para ahli retorika tak jarang memberikan ekspresi angguh dan berlebihan  mereka dengan berberapa joke (candaan) untuk menghibur, atau ice breaking (untuk mencairkan suasana), termasuk satire (sindiran).

Para ahli retorika juga sering mengutip kata-kata bijak dari para nabi, filosof, atau penyair. Para penceramah agama yang ahli dalam retorika sering mengutip ayat-ayat Al-Qur'an sebagai landasan teologis argumen mereka.

Kemampuan memadukatakan bahasa lisan ini seringkali menggugah emosi para pembaca. Pendengar terkadang haru, sedih, tertawa, kesal, dan marah. Faktanya, seorang motivator, penceramah, dan provokator demo memiliki kemampuan retorika yang memadai.

Dalam menulis, kemampuan seseorang terlihat dari tulisannya atau karangan karya fiksi dan nonfiksi. Penulisan artikelnya halus, indah dan ringkas.

Seperti halnya,kemampuan retorika lisan, retorika tulisan yang baik harus memegang prinsip-prinsip seperti pemahaman baik terhadap makna kata dan frasa. Begitu juga kemampuan tata bahasa baku yang berlaku. penulis yang menguasai retorika seringkali juga menguasai ilmu logika, seni, filsafat, dan ilmu-ilmu sosial.

Ada banyak cara untuk mengukur kemampuan retorika lisan seseorang. Salah satu caranya adalah dengan menyalin bahasa lisan ke dalam teks. Jika mudah dipahami, memiliki struktur tata bahasa (gramatikal) yang masuk akal, dan tidak banyak pengulangan atau duplikasi yang tidak perlu, maka retorika yang diucapkan orang tersebut pasti baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun