Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Cuma Gara-gara Kurang Tiga Ribu, Kembali ke Kasir Dua Jam Usai Transaksi

24 Februari 2024   07:02 Diperbarui: 27 Februari 2024   19:21 1024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Pexels.com/JACK SPARROW) 

Setelah puas berkeliling, dan waktu ibadah semakin dekat, saya membawa barang-barang tersebut ke kasir.

Sedikit mengantre di depan kasir, akhirnya beres juga proses membayar. Total belanjaan hanya Rp21.100,- sesuai dengan perkiraan.

Setruk belanja (Foto: Martha Weda) 
Setruk belanja (Foto: Martha Weda) 
Usai dari sana, kami kembali ke gereja untuk mengikuti ibadah. 

Nah, saat ibadah itulah pikiran saya sempat sesaat melanglang ke kegiatan berbelanja tadi, rasanya seperti ada yang ganjil. Namun, karena masih ibadah, cepat saya enyahkan pikiran tersebut. 

Sesaat selesai ibadah, langsung saya mencari tahu dimana letak keganjilannya. Setelah diingat-ingat lagi, seharusnya rupiah yang saya bayarkan lebih besar dari 21 ribu. Apakah saya mendapat diskon? 

Untungnya setruk belanja masih disimpan di dompet, tidak saya buang. Dengan cermat saya perhatikan apa yang tercetak dalam setruk. 

Got it! Ketemu juga dimana letak ganjilnya. Saya membeli dua bungkus mi instan yang sama, tetapi yang tercetak dalam setruk hanya satu! Jadi bukannya dapat diskon, tetapi mbak kasir sepertinya lupa menghitung dua kali untuk mi instan tersebut. 

Nilainya memang tidak seberapa. Dibulatkan pun hanya tiga ribu rupiah untuk satu bungkus mi instan yang belum terbayar. Akan tetapi, nilainya akan jadi besar jika diakumulasi dengan kesalahan-kesalahan lain yang mungkin dilakukan kasir selama tempo tertentu. 

Sependek pengetahuan saya, setiap toko, minimarket atau supermarket secara berkala melakukan aktivitas pengelolaan stok barang. Proses tersebut dalam dunia bisnis dikenal dengan istilah stock opname.

Masalah akan timbul saat stock opname jika terjadi ketidakcocokan antara stok tersedia dengan jumlah barang terjual. Sederhananya, barang di rak lenyap, tapi uangnya tidak ada.

Akibatnya, risiko kehilangan barang umumnya dibebankan kepada karyawan yang bertugas atau berhubungan langsung dengan customer.

Oleh karena itulah, meski nilainya kecil, bisa jadi uang tersebut sangat berarti bagi seorang kasir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun