Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Kisah Seorang Pengawas TPS, Mengalami Serangan Jantung Usai Bertugas

21 Februari 2024   16:31 Diperbarui: 22 Februari 2024   04:06 1155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melansir dari sumber tepercaya, seorang Pengawas TPS bertugas mengawasi:

  • Persiapan pemungutan suara
  • Pelaksanaan pemungutan suara
  • Persiapan penghitungan suara
  • Pelaksanaan penghitungan suara
  • Pergerakan hasil penghitungan suara dari TPS ke PPS

Selain itu, petugas PTPS juga berkewajiban untuk:

  • Menyampaikan laporan hasil pengawasan pemungutan dan penghitungan suara kepada Panwaslu kecamatan melalui Panwaslu kelurahan/desa
  • Menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Panwaslu kecamatan melalui Panwaslu kelurahan/desa

Pengawas TPS juga tidak hanya bertugas pada hari pemungutan suara, tetapi bekerja sejak persiapan pemungutan suara. 

Intinya, Pengawas TPS menjadi ujunng tombak dan garda terdepan dalam pengawasan pesta demokrasi.

Pak Dominggus bercerita bahwa pada hari pencoblosan beliau tidak tidur selama lebih dari 30 jam. 

Ini artinya hingga beberapa jam setelah hari pencoblosan, beliau masih bertugas dan belum sempat beristirahat. Bahkan penyerahan bukti surat suara ke KPU kecamatan baru bisa dilakukan dinihari pada hari Kamis keesokan harinya. Tidak terbayang betapa keletihan sangat beliau rasakan. 

Mengingat tugas, kewajiban serta tanggung jawab PTPS yang cukup berat, wajar jika akhirnya paman saya ini tumbang. 

Faktor kelelahan diduga menjadi salah satu faktor pemicu serangan jantung, selain fakta bahwa beliau juga seorang perokok aktif.

Serangan jantung yang beliau alami tidak terkatakan sakitnya. Itu kisah beliau, di sela-sela waktu istirahatnya saat rawat inap di rumah sakit.

Saking sakitnya, bernapas pun sulit, tulis beliau di WA grup. Sisa-sisa napasnya hanya tinggal di dada bagian atas. Bisa mengeluarkan napas, tapi sudah sulit menarik napas. Bergerak juga sulit, cerita beliau. Baik posisi duduk, berdiri maupun tiduran rasa sakitnya tetap tidak hilang. 

Beliau sampai berpesan kepada kami, jangan sampai pengalamannya ini terulang pada siapapun, karena sakitnya tidak terkatakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun