Mumpung masih awal tahun, yuk bikin resolusi baru. Mumpung baru masuk hari ke sepuluh bulan Januari, bangkitkan semangat untuk mewujudkannya.Â
Salah satu yang bisa dilakukan bagi umat Kristen adalah mulai membaca Alkitab secara berurutan hingga tuntas dalam waktu satu tahun.Â
Alkitab sendiri merupakan kitab suci umat Nasrani. Alkitab terdiri dari dua bagian yakni Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Perjanjian Lama terdiri dari 39 kitab mulai Kejadian hingga Maleakhi. Sedangkan Perjanjian Baru memiliki 27 kitab dari Matius hingga Wahyu. Total ada 66 kitab dalam Alkitab.Â
Setiap kitab dalam Alkitab terdiri dari beberapa pasal. Lalu setiap pasal terdiri lagi dari beberapa ayat. Total ada 1.189 pasal dan 31.171 ayat dalam Alkitab.Â
Saya yakin masih banyak orang Kristen yang belum menuntaskan pembacaan Alkitab secara keseluruhan.
Alasannya bisa macam-macam. Salah satunya mungkin karena membayangkan ketebalan Alkitab saja, semangat sudah rontok. Mungkin berpikir, buku segini tebal, kapan selesainya.Â
Saya sendiri baru pada tahun 2016 silam merealisasikannya. Itulah kali pertama saya membaca Alkitab secara berurutan mulai dari Kitab Kejadian di Perjanjian Lama hingga selesai di Kitab Wahyu di Perjanjian Baru.
Untuk Perjanjian Lama, saya menuntaskannya dalam tempo delapan bulan, mulai Januari hingga pertengahan Agustus 2016. Kemudian saya lanjutkan dengan membaca Perjanjian Baru dan rampung pada 8 Januari 2017.
Butuh waktu satu tahun lebih sedikit untuk menyelesaikannya. Bahkan harus berganti tahun. Tetapi puas dan senang rasanya bisa menunaikan resolusi yang saya buat sendiri sampai akhir.
Rasanya lega seperti habis melunasi utang. Ternyata kerika niat itu ada dan memiliki tekad yang kuat, tidak ada yang mustahil dilakukan.
Saya sendiri heran sekarang, apa yang memotivasi saya pada tahun itu. Padahal tahun 2016 tersebut menjadi tahun yang penuh dengan air mata buat saya. Pada tahun itu Papi saya dipanggil Tuhan untuk selamanya. Saya kehilangan cinta pertama saya.
Namun, mungkin kejadian tersebut yang membangkitkan motivasi saya. Karena melalui pembacaan Alkitab saya dikuatkan. Dengan membaca Alkitab saya merasa lebih dekat sama Tuhan. Ada kekuaran dan penghiburan yang saya dapatkan dari pembacaan Firman Tuhan.
Sebenarnya, sudah sejak lama saya ingin membaca tuntas isi Alkitab. Selain ingin mengenal Firman Tuhan lebih dalam lagi, keinginan ini juga didorong oleh rasa penasaran. Saya begitu penasaran dengan isi Alkitab secara keseluruhan.
Bukan cuma itu, keinginan tersebut juga dimotivasi oleh rasa bersalah. Kok bisa? Begini, saya ini kan penikmat aksara. Selain senang menulis, saya juga suka membaca. Entah berapa banyak buku yang sudah saya baca tuntas.
Bahkan buku-buku setebal nyaris 600 halaman sepert buku berjudul Angsa-Angsa Liar (terjemahan) karya Jung Chang yang tulisannya kecil-kecil, mampu saya lalap hanya dalam hitungan hari.
Terlebih ini Alkitab, buku panduan keimanan saya, masak iya belum pernah purnabaca. Disitu saya merasa bersalah. Rasanya perlakuan saya pada Alkitab sangat tidak adil.
Sebagai pribadi yang tumbuh dalam keluarga Kristen, tentunya sedari kecil saya sudah akrab dengan Alkitab.
Mulai dari Sekolah Minggu, saat teduh pagi hari, hingga dalam kegiatan ibadah selalu ada sesi pembacaan Alkitab. Biasanya dibacakan satu perikop (judul) atau beberapa ayat sebagai dasar firman dari kotbah pendeta.Â
Bahkan banyak pula kisah-kisah di Alkitab yang begitu populer di kalangan gereja. Hal ini disebabkan karena begitu seringnya kisah-kisah tersebut dibacakan atau diceritakan, baik dalam kegiatan ibadah juga tertulis dalam buku-buku rohani Kristen.
Hanya saja, pembacaan Alkitab dalam ibadah atau kisah-kisah Alkitab dalam buku rohani hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan isi Alkitab. Masih banyak isi Alkitab yang masih jarang terekspos.
Oleh karena itu, membaca Alkitab secara mandiri adalah kunci jawaban dari segala rasa penasaran.
Lalu, bagaimana agar resolusi ini bisa tercapai. Apa usaha yang harus dilakukan? Berikut sedikit tips dari saya:
1. Rutin membaca setiap hariÂ
Dalam realisasinya, saya tidak mematok berapa pasal yang saya harus baca setiap hari. Yang pasti setiap hari harus membaca Alkitab dan wajib berurutan. Ketika sedang banyak waktu luang, saya bisa membaca hingga 6 pasal dalam sehari. Tapi rata-rata 3 pasal perhari.
Kalau menghitung secara matematis pun, total 1.189 pasal bila dibagi 365 hari dalam setahun, rata-rata memang 3,25 pasal perhari.
Kalau ditanya apakah saya bisa memahami semua yang saya baca, jawabannya tentu tidak bisa. Untuk memahami isi dan pesan yang terkandung dalam Alkitab, tidak cukup hanya membaca satu kali. Kadang perlu berkali-kali pembacaan untuk bisa mengerti maknanya.Â
Setelah mengerti maknanya pun, Alkitab tetap perlu dibaca setiap hari agar tidak lupa dan mampu menerapkan pesan -pesan kerohanian tersebut dalam kehidupan sehari-hari.Â
2. Membuat jurnal khusus
Agar pembacaan saya meninggalkan jejak, saya membuat catatan aktivitas setiap hari. Pasal berapa saja yang saya baca pada hari tersebut saya catat dalam jurnal harian khusus untuk pembacaan Alkitab ini. Penulisan jurnal ini berguna agar saya tidak lupa dan mencegah ada yang terlewatkan.
Jurnal khusus juga berfungsi sebagai bukti kemajuan pembacaan saya. Dengan begitu, semangat pun tetap membara untuk terus membaca dan menyelesaikannya sampai akhir.
Catatan saya dari pembacaan Alkitab ini, diantaranya:
- Ayat-ayat penting dan menarik
- Pesan-pesan moral yang terkandung dari ayat-ayat/pasal-pasal tertentu
- Sejarah/silsilah tokoh-tokoh dalam Alkitab, termasuk usia hidup mereka (bila tertulis)
- Sejarah peradaban manusia sebelum dan sesudah air bah (zaman Nuh)
- Sejarah Kerajaan/Bangsa Israel kuno, beserta para rajanya
- Pelayanan Yesus Kristus selama di dunia
- Perjalanan penyebaran pengajaran Kristus setelah kenaikan-Nya ke surga
3 Â Menjaga semangat
Membuat resolusi memang mudah. Tetapi menjaga semangat untuk mewujudkan resolusi tersebut tidaklah mudah. Banyak tantangan yang mesti diterabas.Â
Salah duanya adalah rasa malas dan jenuh. Ada kalanya rasa malas mendera, apalagi bila seharian sudah didera banyak aktivitas dan tubuh pun lelah. Kadang muncul keinginan untuk skip satu dua hari tidak membaca dulu. Rasa malas ini lah yang harus dilawan.
Kadang pula muncul jenuh. Setiap hari menbaxa buku yang sama, kemungkinan itu pasti ada. Apalagi bila pembacaan sampai di pasal-pasal yang rasanya kurang menarik.Â
Ini saya alami ketika membaca tentang Salomo yang membangun Bait Allah. Kisah ini tertulis dalam Kitab 1 Raja-raja. Di sana tertulis tentang tata cara berupa aturan, angka-angka dan ukuran yang sangat detail perihal pembangunan tersebut. Cukup njelimet buat saya.
Di titik kritis seperti inilah, semangat tetap harus dijaga. Kalau menuruti keinginan daging tentu bisa saja pembacaan tersendat bahkan tertunda-tunda. Tetapi dengan tekad kuat dan mohon pertolongan Tuhan, rasa jenuh itu mampu dilawan dan semangat bisa tetap terjaga.Â
Setelah membaca Alkitab secara berurutan, barulah saya sadar diri. Ternyata pengetahuan saya tentang isi Alkitab sebelum itu sangatlah cetek.Â
Begitu banyak isi Alkitab yang baru saya ketahui setelah membaca secara penuh. Begitu banyak pula pengetahuan baru yang saya dapatkan melalui pembacaan ini.
Ibarat cahaya, sebelumnya pengetahuan saya perihal Alkitab hanya remang-renang. Namun, setelah pembacaan rutin hingga tuntas, pengetahuan saya lebih terang- benderang.
Dari aktivitas pembacaan Alkitab ini, saya juga mendapat pengetahuan-pengetahuan baru yang cukup mencengangkan.Â
Misalnya, perilaku homoseksual ternyata pernah berkembang masif pada satu masa di Perjanjian Lama. Yaitu terjadi di Kota Sodom dan Gomora sebelum kedua kota tersebut dihancurkan Tuhan. Kisah ini tertulis dalam Kitab Kejadian pasal 19.
Lalu, ada kisah penuh pesan moral yang terjadi pada Hizkia, seorang raja Israel. Dimana Tuhan mengindahkan tangisan dan permohonan Hizkia, lalu menyembuhkannya dari sakit, bahkan menambahkan usia Hizkia sebanyak 15 tahun lagi. Kisah lengkapnya tertulis dalam Kitab 2 Raja-raja pasal 20.
Saya juga baru mengetahui usia orang-orang zaman dulu sangat panjang. Misalnya, Adam yang adalah manusia pertama berusia 930 tahun. Nuh berusia 600 tahun ketika air bah meliputi bumi, dan Nuh mencapai usia 950 tahun.Â
Selain itu, masih banyak lagi hal-hal dan kisah-kisah menarik dari Alkitab yang mampu membuka wawasan, menambah pengetahuan, dan yang terutama mempertebal iman.
Membaca Alkitab bagi saya juga seperti membaca buku sejarah. Karena memang banyak tertulis kisah-kisah bersejarah di sana. Terlebih tulisan di Alkitab itu cukup urut, sehingga sangat mudah dipahami.Â
Pengetahuan tentang sejarah Kekristenan tentunya akan menjadi modal bagi pertumbuhan dan keteguhan iman kepada Yesus Kristus.Â
Setelah sukses menjalani misi pembacaan Alkitab tersebut, saya kembali mengulang membaca dari semula. Namun, di tahun 2017 saya memulainya dari Perjanjian Baru, setelahnya barulah Perjanjian Lama.
Kali ini saya membacanya lebih selow untuk lebih memahami tiap-tiap ayatnya. Dan setelah dibaca ulang, ternyata masih banyak pengertian baru yang saya dapatkan. Wajar saja, ini Firman Tuhan, tentulah Tuhan akan selalu menambahkan pemahaman baru dalam setiap pembacaan Firman-Nya.Â
Akhir kata, saya meminjam satu slogan yang selalu disampaikan Dr. Bambang Noorsena, seorang teolog, filolog sekaligus sejarawan yang sangat menguasai sejarah Timur Tengah. Hal ini berkaitan karena Alkitab selain sebagai Firman Tuhan juga sebagai kumpulan catatan sejarah Kekristenan,Â
SEJARAH yang penuh bukti adalah mitra dari IMAN yang penuh bakti.Â
Yuk, baca Alkitab.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H