Tahun ini, Bangsa Indonesia merayakan kemerdekaannya yang ke-78. Seluruh masyarakat Indonesia bersyukur dan bersukacita menyambut perayaan hari bersejarah ini.Â
Begitu pula dengan warga di lingkungan tempat tinggal saya. Tidak seperti biasanya, perayaan kali ini diadakan swadaya oleh masyarakat sekitar. Kebetulan ada beberapa warga yang bermurah hati berkenan mendanai acara ini.Â
Pengurus RT di tempat saya tinggal sebenarnya menggelar acara yang sama. Akan tetapi, belajar dari pengalaman-pengalaman tahun sebelumnya, tidak semua warga bisa berperan serta.Â
Situasi ini bisa dipahami karena wilayah Rukun Tetangga kami cukup luas, dan tingkat kepadatan penduduknya cukup tinggi. Maklum saja, tempat tinggal kami berada di perkampungan padat penduduk. Dan wilayah kami terletak paling jauh dari pusat perayaan 17-an yang diadakan RT.Â
Oleh karena itu, sebagian warga berinisiatif menggelar acara secara mandiri, diperuntukkan terutama bagi warga sekitar yang jarang tersentuh acara RT. Tujuannya agar warga kami juga bisa turut merasakan perayaan kemerdekaan negara tercinta ini.Â
Sejak dua minggu sebelum tanggal 17, sosialisasi perayaan sudah disampaikan via pesan di WA grup. Taklama, panitia pun dibentuk. Untuk seksi konsumsi dan menyiapkan hadiah serta doorprize diambil alih ibu-ibu.Â
Untuk seksi perlengkapan acara dan merias kampung didominasi bapak-bapak. Sedangkan pemuda-pemudi berkumpul dalam seksi mempersiapkan acara lomba.Â
Perayaan diawali dengan acara syukuran pada malam tanggal 16 Agustus. Dalam acara syukuran ini, semua warga sekitar mengusahakan untuk hadir, baik bapak-bapak, ibu-ibu, maupun anak-anak.Â
Acara syukuran tersebut diadakan di salah satu halaman kompleks perumahan yang ada di kampung kami. Dengan tenda biru seadanya, serta tikar yang digelar di halaman, ramai sekali warga yang hadir. Nuansa merah putih mulai tampak dari busana yang warga kenakan.Â