Gara- gara baca berita pengumuman seragam baru bagi petugas satuan pengamanan (satpam), saya jadi teringat pengalaman-pengalaman saya bersama pak polisi.
Eh, tapi, seragam satpam sebelumnya memang miriiiip banget sama seragam pak polisi ya. Saya sampai sempat beberapa kali terkecoh saat ke bank, mal, dan supermarket. Heran kok banyak banget polisi. Ealaaah, ternyata pak satpam ganti baju. Syukurlah sekarang diganti lagi. Semoga saya nggak akan terkecoh lagi.
Nah, bicara tentang pak polisi, ini ada beberapa pengalaman menarik bin lucu berkaitan dengan bapak-bapak ini.
# "Kamu pikir saya jualan cabe?"
Sekali waktu, saat masih gadis dulu, saya dan dua orang teman semasa kuliah, berkendara mobil di daerah Jakarta Timur. Dua teman saya ini kebetulan sepasang kekasih. Iya, iyaaa, saya jadi obat nyamuk di dalam mobil itu, puasss...?
Kebetulan teman cowok yang nyetir tidak terlalu paham daerah tersebut, begitu juga teman cewek yang satu lagi. Apalagi saya. Bukan daerah kekuasaan saya Jakarta Timur. Kalau Jakarta Selatan, bolehlah. Yuk, mau kemana...
Pas mendekati lampu merah, teman cowok ragu-ragu, antara mau putar balik atau tidak. Celingak-celinguk cari rambunya juga nggak ketemu.
Akhirnya ya udah, pede aja, putar baliklah. Daaan, taraaa, nggak jauh di depan kita tiba-tiba muncul pak polisi yang langsung menberi kode berhenti pada kita. Padahal sebelumnya nggak terlihat ada pak polisi, lho. Eh, tiba-tiba nongol. Ajaib!
Setelah basa-basi bentar, pak polisi menunjukkan kesalahan kita. Ternyata ada ding rambunya dilarang putar balik. Kitanya aja yang nggak lihat. Rambu itu berdiri tegak di balik pohon. Iya, di balik pohon dan tertutup ranting dan daun-daun, sehingga nyaris tak terlihat.
Ya sudah. Entah gimana, oknum polisi ini bilang 50 ribu biar nggak jadi ditilang. Teman cowok saya ini pun dengan polosnya bertanya, boleh kurang nggak, Pak?