Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Biar Tidak Berakhir Menjadi Layangan Putus, Lakukan 4 Hal Ini Sebelum Menikah

22 Januari 2022   16:09 Diperbarui: 23 Januari 2022   13:09 1557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Syukurlah, impian kami berdua sejalan, sesuai dengan hukum dalam kepercayaan kami. Bahwa pernikahan kami akan menjadi pernikahan sekali seumur hidup.

Bahwa pernikahan bukan main-main. Bahwa pernikahan adalah komitmen untuk saling mencintai dan saling setia sampai akhir hayat, no matter what, apapun yang terjadi.

Menyamakan persepsi dan mempertegas makna pernikahan dengan calon pasangan merupakan salah satu cara untuk komitmen menciptakan pernikahan yang sehat bebas dari perselingkuhan.

Kalau saat pacaran terlihat pasangan ogah-ogahan ketika diajak berbicara tentang komitmen pernikahan, atau menjawab dengan penuh diplomasi yang sebenarnya menolak komitmen, hati-hati. Bisa jadi sudah terlihat bibit-bibit perselingkuhan.

4. Pertimbangkan pendapat orangtua

Saat suami saya (saat itu masih pacar) berkenalan dengan ibu saya, ibu saya langsung suka dan merasa "klik" dengan calon menantunya. Padahal pertemuan pertama itu durasinya tidak sampai satu jam, tetapi suami saya sudah membuat ibu saya jatuh hati.

Pendapat ibu ini menjadi pegangan kuat bagi saya untuk melangkah mantap menuju gerbang pernikahan. Tanpa pendapat yang baik dari ibu, tentu saya tidak akan berani melangkah lebih jauh apalagi sampai menikah.

Mengapa saya sangat mempertimbangkan pendapat orangtua? Karena bagaimanapun, orangtua lebih dulu lahir ke dunia.

Mereka sudah merasakan lebih dahulu pahit manisnya kehidupan, tentu intuisi mereka bisa saja lebih baik. Dan pastinya, semua orangtua ingin anak-anaknya mendapatkan pasangan hidup yang terbaik.

Dan hal ini terbukti. Sampai hari ini, sudah hampir 15 tahun menikah, suami saya bahkan menjadi menantu kesayangan juga kebanggaan ibu.

Seandainya saya tidak bahagia dengan pernikahan saya, tentu suami saya tidak akan mungkin menjadi menantu yang dicintai mertua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun