Menurun apanya? Menurun kualitas hidupnya? Menurun kesehatannya? Atau menurun perilakunya pada anak-anaknya?Â
Karena apa, beib? Karena nggak ada cerita kali orang jadi berhenti merokok hanya karena harga rokok naik.Â
Kan merk rokok beragam, beib... Kalo yang satu mahal, cari aja yang murah. Kalo nggak, tingwe aja sendiri, selesai masalah, ya kaaan...?Â
Jangan pernah anggap sepele para perokok, lah. Mereka itu pejuang tangguh, beib...Â
Jadi, cukai rokok mau naik ke lantai berapapun, naik ke gunung mana pun, atau mau naik ke langit manapun, yang merokok tetap aja merokok, nggak bakal ngaruh sama cukai-cukaian.Â
Lagian, seperti yang saya sebut di awal, perokok merasakan banyak manfaat dari rokok. Makanya banyak yang cinta mati sama rokok, alias cinta sampai mati.Â
Tapi apa iya ya para perokok menunggu sampai sekarat dan udah mau mati baru berhenti merokok? Pada kenyataannya sih begitu ya.
Seorang teman, suaminya berhenti merokok setelah divonis kanker paru-paru stadium dua. Sayangnya cuma bertahan satu tahun sejak divonis, umur 42 tahun meninggal dunia.Â
Seorang teman juga, suaminya berhenti merokok setelah kena serangan jantung dan langsung meninggal tanpa sempat ditolong. Meninggalnya pun di depan asbak rokok yang penuh berisi puntung rokok.Â
Yaaa, itu tadi. Perokok itu pejuang tangguh. Memegang prinsip dengan teguh.Â
Jadi sebenarnya nggak ngaruh juga sih saya nulis artikel ini. Perokok juga nggak bakal berhenti merokok hanya karena baca artikel ini kan.. ?(MW)Â