Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

"Membuat" dan Memanfaatkan 2T untuk Mendukung Net Zero Emission

24 Oktober 2021   19:23 Diperbarui: 24 Oktober 2021   19:24 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak penelitian membuktikan bahwa penggunaan tanah kompos sebagai penutup sampah organik dapat menjadi media oksidasi metana yang lebih baik dibandingkan tanah biasa. Tanah kompos yang memiliki kandungan organik tinggi akan mempercepat proses oksidasi netana. Bahkan berpotensi meningkatkan proses oksidasi 10-100 kali lipat.

Di samping itu, tanah kompos dengan kandungan organiknya yang tinggi umumnya memiliki porositas dan kelembaban yang tinggi, sehingga mendukung kecepatan oksidasi. Tidak hanya itu, tanah kompos juga mengandung bermacam-macam mikroorganisme yang mampu mengoksidasi CH4, salah satunya bakteri metanotrofik.

2. "Membuat" tumbuhan sebanyak-banyaknya

Telah lama diketahui, tanaman merupakan "paru-paru" ekosistem karena mereka menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen. Pohon dan tanaman juga bertindak sebagai “hati” ekosistem karena menyaring polutan atmosfer seperti sulfur dioksida dan nitrogen dioksida melalui daunnya.

Zat berbahaya tersebut akan mengendap di daun pohon dan tumbuhan. Kemudian melalui stomata (pori-porinya), tumbuhan menyaring zat berbahaya tersebut. Selain itu, pohon dan tanaman juga mampu memerangkap panas dan mengurangi gas rumah kaca di atmosfer.

Oleh karena itu, tidak ada salahnya dan tidak ada ruginya memperbanyak pepohonan dan tanaman di lingkungan sekitar kita. Dimulai dari lingkungan terkecil yaitu rumah sendiri. Semakin banyak pepohonan dan tanaman, semakin banyak gas berbahaya yang diserap dari alam.

Kontribusi sederhana dan mudah yang dapat kita lakukan adalah "membuat" tumbuhan dengan menanam sebanyak-banyaknya, baik tanaman hias, sayuran, maupun pohon buah-buahan. Sekalipun tidak memiliki halaman, pot menjadi wadah terbaik menggantikan halaman. Jadi, sekecil apapun ruang atau halaman yang kita punya, kita bisa melakukannya.

Kita bisa pula memperbanyak jenis-jenis pohon atau tanaman tertentu yang dipercaya dapat menyerap polutan berbahaya, seperti trembesi, palem kuning, lili, lidah mertua, lidah buaya, mawar, dan anggrek.

Target Indonesia untuk Net-Zero Emission 2060 perlu dukungan masyarakat. Dimulai dengan hal-hal kecil, dilakukan semua pihak, niscaya akan berdampak besar pada keberlangsungan bumi. "Membuat" dan memanfaatkan 2T yaitu tanah dan tumbuhan bisa menjadi langkah kecil dan kontribusi kita mendukung nol bersih emisi.

Referensi : (1), (2), (3), (4)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun