Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Tip Menghadapi Tetangga yang Tidak Peduli pada Kebersihan Lingkungan

25 Agustus 2021   11:00 Diperbarui: 25 Agustus 2021   18:55 2409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saluran air ini memanjang melewati empat rumah dan bermuara ke sebuah gorong-gorong kecil yang ada di samping rumah kami. Kebetulan rumah kami berada paling pojok. Lalu gorong-gorong ini berujung pada parit di bagian belakang rumah yang merangkap sebagai saluran pembuangan warga yang ukurannya jauh lebih besar. 

Sebagai media tempat mengalirnya air hujan, selokan ini otomatis tidak berfungsi ketika musim kemarau tiba. Akibatnya, sekalipun selokan tersebut dibuat permanen dari semen, tetap bisa tumbuh rumput serta tumbuhan liar lainnya. 

Selain itu, ada pula tumpukan tanah yang terbawa bersama aliran air ketika hujan dan mengendap membentuk sedimen di sana. Oleh karena itu, sekalipun got ini tidak berfungsi di musim kemarau, tetap harus rutin dibersihkan.

Di samping harus sering dibersihkan karena beberapa hal di atas, anak-anak tetangga sekitar rumah maupun orang dewasa sering kali menjadikan selokan ini sebagai tempat sampah bersama. Segala bungkus permen, bungkus makanan kecil, stik es krim, stereo foam, gelas-gelas plastik, tisu, bahkan puntung rokok dibuang ke sini. 

Perilaku tidak bersih ini tentu saja menyebabkan pemandangan tidak sedap seringkali terlihat "menghiasi" saluran air ini. Saya paling tidak tahan melihat situasi tersebut. Sekalipun saya selalu rutin membersihkan got yang persis melewati halaman rumah saya, namun tetap saja pemandangan jadi rusak karena sisi got lainnya seringkali kotor tak terawat.

Akhirnya, karena biasanya jarang ada yang tergerak untuk membersihkannya, saya yang harus memungut sampah-sampah tersebut. Terutama saat musim penghujan tiba. 

Apabila sampah dibiarkan saja, pada akhirnya akan menumpuk di mulut dan di dalam gorong-gorong, menyebabkan penyumbatan, air tidak bisa mengalir lancar, dan terjadilah banjir. Dan kejadian ini beberapa kali terjadi.

Bukan itu saja, sampah yang dibiarkan berserakan dan menumpuk akan mengundang berbagai hewan sumber penyakit, seperti tikus, kecoak, lalat, dan nyamuk.

Mengharapkan kesadaran warga atau tetangga untuk turut menjaga kebersihan selokan termasuk sedikit pekarangan di sisi selokan tersebut tidaklah mudah. 

Pernah beberapa kali saya membiarkan selokan tersebut kotor. Hanya selokan di bagian rumah saya saja yang saya bersihkan. Saya ingin tahu apakah ada kesadaran mereka untuk membersihkan. Ternyata hanya sesekali ada yang bergerak membersihkan. Selebihnya saya dan suami kembali turun tangan membersihkan seluruh area selokan tersebut.

Pengalaman bertahun-tahun hidup bermasyarakat dengan karakter dan perilaku tetangga yang beraneka rupa perihal kebersihan, saya kemudian memiliki tip khusus guna menghadapi tetangga yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan sekitarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun