Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Milenial tapi Kolonial

15 Januari 2021   23:13 Diperbarui: 15 Januari 2021   23:21 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber : myella via Kompas.com)

Anak muda selonjor kaki
Bantal bertumpuk tumpuan kepala
Jari menari
Bola mata lekat menatap
Aneka rupa cerita dunia

Kabar teman
beri cinta, beri senyum, beri tawa, beri sedih,
sedikit basa-basi.

Kabar pemuka, beda cerita
Telusur komentar, banyak cacian.
Tak mau kalah, untaian makian tercetak cepat,
muntahkan hujatan tiada sopan,
tak pandang pemimpin, orang tua, siapapun sikat,
asal nafsu memaki terpuaskan.

Anak muda,
Hendak terlihat hebat, follower meningkat,
babat aturan mengikat

Anak muda,
teknologi membuatnya gagap,
silau rupa, bermuka dua

Rusak citra bangsa, digadang pendahulu bangsa
menghargai, menghormati sesama anak negeri,
tutur santun, dimanapun, siapapun
utama tuk lebih tua

Anak muda,
milenial
tapi kolonial

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun