kuliner khas Betawi, yaitu Es Selendang Mayang. Setiap tahap dari proses pembuatan kuliner ini harus difoto yang nantinya dikirim dalam bentuk laporan ke gurunya.Â
Minggu ini anak saya si ganteng mendapat tugas dari guru bidang studi PLBJ (Pendidikan Lingkungan dan Budaya Jakarta) untuk praktik membuat salah satuSedari awal guru telah menekankan bahwa tugas ini tidak boleh dikerjakan siswa sendiri karena menggunakan kompor dan masih cukup berbahaya buat anak-anak. Jadi orangtua harus mendampingi. Saya sendiri sangat tertarik bersamanya mencoba membuat jajanan khas Betawi ini.
Es Selendang Mayang termasuk dalam kategori es campur dengan rasa manis, gurih, dan menyegarkan. Selain itu, kandungan karbohidrat pada kue isian yang terbuat dari tepung sagu aren dan tepung beras, akan memberikan rasa kenyang.Â
Rasa kuahnya yang merupakan perpaduan santan dan saus gula merah mirip seperti Es Cendol dari Jawa Barat, atau Es Dawet dari Jawa Tengah.
Es selendang Mayang terdiri dari beberapa bagian, yaitu bagian isi yang berupa kue terbuat dari campuran tepung sagu aren dan tepung beras, kuah santan, dan saus manis yang terbuat dari campuran gula merah dan air.
Tepung beras bisa juga diganti dengan tepung hunkwe yang berasal dari kacang hijau yang diolah dan dikeringkan. Untuk praktik kali ini kami menggunakan tepung hunkwe. Perpaduan tepung sagu aren dan tepung hunkwe akan memberikan tekstur kenyal pada kue.
Disebut selendang mayang karena isian kue yang berwarna-warni campuran warna hijau, putih dan merah serta dipotong tipis-tipis diibaratkan seperti selembar selendang penari.Â
Warna-warna tersebut merupakan warna-warna khas masyarakat Betawi. Hal ini bisa dilihat dari pemilihan warna seperti merah yang berhubungan dengan Tiongkok.
Lalu ada pula kuning yang merupakan warna khas Melayu dan hijau yang diidentikkan berasal dari Arab. Sedangkan Mayang berarti manis dan kenyal seperti rasa kue selendang mayang.
Melihat sejarahnya, Es Selendang Mayang mulai populer sejak tahun 1940-an.
Pada awalnya, es selendang mayang sering disajikan pada acara-acara keluarga masyarakat Betawi, seperti hajatan, lebaran, menu takjil, dan acara-acara lainnya.Â