Setelah melewati waktu lebih dari 3 bulan, dengan pola dan hari kerja yang tidak biasa, akhirnya pelan-pelan kini semua bergulir ke pola awal.
Namun tentunya tidak bisa seperti sedia kala lagi. Ada ritme pekerjaan yang mengalami perubahan. Pula pernak pernik yang dulu diabaikan kini menjadi hal yang penting.
Urusan makan siang, misalnya. Untuk makan siang suami sekarang saya siapkan dari rumah. Dulu, sebelum pandemi, suami paling anti dibawakan bekal.Â
Alasannya, kurang nyaman makan di pantry, karena yang makan di sana umumnya karyawan wanita. Karyawan pria umumnya keluar kantor saat jam istirahat makan siang.Â
Lalu saya pikir tidak apalah. Kasihan juga kalau dia tidak menikmati istirahat siangnya. Tapi sekarang, dia sendiri yang minta dibawakan bekal.Â
Kekhawatiran tempat makan juga cara penyediaan makanan yang belum terjamin higienis di warung makan atau restoran sekitar kantor menjadikan suami enggan ambil resiko. Lebih higienis membawa sendiri makanan dari rumah.
Dari cerita suami, saat ini, di waktu istirahat, karyawan pria pun sudah jarang yang keluar kantor. Kalaupun mereka tidak membawa bekal dari rumah, biasanya meeka neminta tolong ofiice boy atau office girl untuk membelikannya di luar kantor, dan makan di pantry secara bergantian untuk menjaga physical distancing.
Itu soal makan. Untuk perlengkapan yang dibawa di dalam tas suami pun sekarang lebih banyak. Ada tambahan membawa 2-3 buah masker cadangan, hand sanitizer, tisu basah, dan tisu kering. Perlengkapan yamg dulu pasti akan ditolaknya. Ribet alasannya dulu. Sekarang, suami Yang menyiapkannya sendiri.
Di kantor suami yang bergerak di bidang jasa keuangan, beberapa tatanan yang diberlakukan di awal pandemi masih berlaku sampai kini. Seperti, karyawati yang sedang hamil masih tetap WFH hingga kini.Â
Tatanan ini berlaku pula untuk karyawan atau karyawati yang memiliki riwayat penyakit bawaan, termasuk salah satu atasan suami yang telah beberapa minggu ini WFH karena menderita hipertensi.
Menilik dari cerita suami yang berada di Departemen Distribution. Mulai ada kebosanan mengalir dari keluh kesah mereka yang terpaksa masih harus WFH. Banyak di antara mereka ingin segera kembali bekerja di kantor seperti biasa. Berminggu-minggu di rumah saja, tentulah pada akhirnya menemukan titik jenuh.Â