Memasuki masa PSBB Transisi, dimana semua bidang kehidupan mulai menggeliat, maka gereja pun mulai mempersiapkan diri untuk kembali menggelar ibadah offline.
Gereja dimana saya biasa beribadah pun telah membuat kebijakan baru. Bahwa mulai tanggal 5 Juli 2020, kegiatan ibadah offline (IO), atau kegiatan ibadah tatap.muka langsung di gedong gereja, akan dimulai kembali.
Namun menilik dari berbagai protokol kesehatan yang mengikuti kebijakan tersebut, tidak semua jemaat bisa hadir.
Mengikuti arahan dari pemerintah, jemaat yang bisa hadir dalam IO hanya yang berada dalam rentang usia 12 - 45 tahun. Untuk teknisnya nanti, di pintu masuk, setiap jemaat yang datang akan diminta untuk menunjukkan KTP. Protokol ini bukan hanya diperuntukkan bagi jemaat, namun berlaku juga untuk Pendeta dan para Pelayan di gereja. Jadi hanya Pendeta dan Pelayan yang berusia antara 12-45 tahun yang bisa bertugas dan melayani dalam IO. Â
Untuk kegiatan Ibadah Sekolah Minggu (ISM) offline pun masih diliburkan. Karena kegiatan ISM memang ditujukan untuk anak usia kurang dari 12 tahun. Namun sebagai gantinya, ISM online rencananya akan digelar bersamaan pada 5 Juli mendatang.
Tempat duduk jemaat di gereja tak lupa ditata ulang. Penataannya lebih mudah karena kursi yang digunakan di beberapa gedung gereja kami umumnya adalah kursi susun yang bisa diatur dengan mudah sewaktu-waktu. Jarak antar kursi diatur minimal 1.2 m, dengan kapasitas gereja yang digunakan hanya 30-35 persen saja.
Teknisnya sendiri nanti belum tahu akan seperti apa, bila jumlah jemaat yang datang melebihi kapasitas. Mungkin saja harus siap antre untuk ikut ibadah di sesi berikutnya.
Ketentuan pengukuran suhu tubuh dan menggunakan hand sanitizer di pintu masuk, juga penggunaan masker dan menjaga jarak sepanjang ibadah menjadi keharusan.Â
Kegiatan ibadah offline ini tentunya membatasi banyak jemaat untuk bisa hadir. Selain usia yang telah dibatasi, untuk keluarga-keluarga muda yang masuk dalam rentang usia yang diijinkan, pun sepertinya akan sulit hadir. Karena umumnya mereka masih memiliki anak kecil yang pastinya tidak bisa dibawa serta ke gereja. Kecuali ada saudara atau orangtua yang menjaganya di rumah, mereka bisa datang tanpa membawa anak.
Agar pelaksanaan protokol kesehatan dan IO bisa berjalan beriringan, gereja menghimbau kesadaran semua pihak yang terkait dalam kegiatan IO untuk patuh pada tatanan baru ini.