Mohon tunggu...
Berlian Alfin
Berlian Alfin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca adalah jendela dunia bagi yang ingin melihat betapa luasnya alam ini. Jiwa, pikiran, atau hati juga membutuhkan asupan yang dapat membawa kepada hal yang positif, dan salah satunya dengan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Masa Kecil yang Berharga

16 Desember 2023   22:47 Diperbarui: 16 Desember 2023   22:56 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak kecil mandi. Gambar oleh  trilemedia | pixabay

Siapapun orangnya pasti mengalami yang namanya masa kecil. Bukan? Tanpa terkecuali, semua manusia pasti akan melewati pase yang berharga ini. 

Ada pepatah yang mengatakan "belajar sewaktu kecil ibarat mengukir di atas baru, sedangkan belajar sewaktu tua ibarat mengukir di atas derasnya sungai." Sewaktu di Madrasah dulu saya sering mendengar kata-kata ini dari lisan para guru-guru.(semoga mereka sehat selalu, dilapangkan rezekinya, dan diampunkan dosanya). 

Kata-kata yang indah itu terkadang menjadi biasa saking seringnya diucapkan oleh guru-guru di sekolah. 

Padahal, hakikat dari pepatah itu benar-benar sebuah pacuan kepada kaum muda agar tidak menyia-nyiakan waktu mudanya dengan hal yang tidak bermanfaat saja. 

Ketika membaca buku sejarah tentang tokoh-tokoh berpengaruh umat Islam, kita akan menemukan sosok pemimpin yang berhasil menaklukan kota Konstantinopel di usia mudanya, yaitu 21 tahun. Pemuda itu adalah Sultan Muhammad Al-Fatih yang lahir di Erdine, Turki pada 30 Maret 1432 M. Ia merupakan putra dari Sultan Murad ll dan Huma Valide Hatun. (Kompas.com, 14 Januari 2023, "Muhammad Al Fatih, Sultan Ottoman Penakluk Konstantinopel".Penulis: Verelladevanka Adryamarthanino) 

Sultan Muhammad Al-Fatih merupakan salah satu contoh dari beratus orang besar yang pada masa kecilnya tidak disia-siakan. 

Sedangkan di suatu dunia yang lain, kita yang pada masa kecilnya disibukkan dengan bermain dengan sepuas-puasnya. Bersyukurlah sekaligus merugi kita yang tidak mengemban amanat sebesar Sultan Al-Fatih (Mehmed ll). Kalau tidak, mau tidak mau kita harus berusaha sekeras mungkin untuk menjalani masa-masa pendidikan yang berharga seperti yang dialami oleh Sultan Al-Fatih. 

Terkadang, saya dapat merenung kalau sebenarnya manusia memiliki naluri untuk bertahan hidup. Jadi, manusia sebenarnya bisa saja setara dengan orang-orang yang maju pada era globalisasi ini. 

Muncul pula pertanyaan, Apakah saya bisa seperti Tesla dengan perusahaannya sekarang, atau menjadi Mark dengan kesuksesannya? 

Jawabannya tentu saja tidak bisa. Karena mereka adalah orang yang bergerak maju dan pantang menyerah. Semua orang pasti melewati titik "Start" dalam hidupnya.Tidak seperti kamu atau kita yang ingin langsung menuju "finish".wkwkwk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun