Seperti yang udah kita ketahui, PDKT-in gebetan sebenarnya bukanlah proses yang mudah bisa jadi sulit, butuh keberanian ekstra buat mulai percakapan sama gebetan. Ini buat banyak banget orang pasti jadi Kendal, tapi kadang-kadang keberanian buat mulai obrolan itu rasanya sia-sia. Gimana enggak, kadang chat yang udah kita pikirin susah payah tiba-tiba nggak dibales sama gebetan. Padahal dia kelihatan online tuh di WA atau kelihatan aktif di sosmed.
Nah, kalau anda mengalami itu mungkin anda sedang dighosting sama gebetan. Udah pernah denger belum istilah 'ghosting'? Gimana sih caranya menanggapi ghosting sama gebetan? Apakah harus tetap dikejar atau itu tandanya buat mundur perlahan?
Apa itu ghosting? Kalau kita pernah berkomunikasi dengan seseorang tapi kemudian dihentikan sepihak, jadi kayak orangnya tiba-tiba ngilang tanpa penjelasan. Ini berarti kita mengalami suatu fenomena yang dinamakan ghosting. Perkembangan teknologi memang memudahkan kita buat memulai hubungan baru tapi disisi lain juga membuat kita lebih mudah untuk mengakhiri sebuah hubungan.
Terdapat dua jenis ghosting berdasarkan jangka waktu berlangsungnya. Pertama ada 'Sudden ghosting' atau ghosting yang tiba-tiba (maksudnya tiba-tiba ngilang), yang kedua ada 'Gradual ghosting' yaitu dilakukan dengan perlahan jadi intensitas dan komunikasinya dihilangkan perlahan-lahan. Meskipun gradual ghosting efeknya nggak separah dari sudden ghosting, karena tanda-tandanya lebih kelihatan.
Tapi, tetep aja ini bisa bikin kita sakit hati. Perasaan sakit hati bisa dijelasin sama 'Zeigarnik Effect'. Zeigarnik effect adalah fenomena psikologis dimana kita cenderung lebih mengingat tugas atau kejadian yang diintruksi atau nggak selesai dibandingkan tugas atau kejadian yang terselesaikan. Dengan kata lain udah rasanya nggak enak gara-gara ditinggalin, gara-gara dighosting, udah itu kepikiran.
Kenapa seseorang bisa sampai ngelakuin ghosting? Alasan pertama yang ngebuat orang mutus kontak secara tiba-tiba adalah mereka masih belum bisa tegas menentukan pilihan. Hal ini bisa terjadi karena aplikasi pesan instan dan kaya online dating itu bisanya ngasih banyak kesempatan buat kita mengenal orang yang potensial buat dijadiin pasangan. Tapi semakin banyak pilihannya semakin mudah juga buat seseorang ninggalin orang lain ketika opsinya udah enggak menarik lagi. Jadi, jika ada orang lain yang lebih menarik yang sebelumnya ditinggalin.
Selanjutnya, seseorang itu bisa memilih untuk menghilang tanpa kabar bisa jadi karena pengen menghindari perasaan negatif tanpa memikirkan dampaknya ke lawan bicara.Â
Perasaan negatif ini macam-macam bentuknya bisa marah, frustasi, malu, atau bahkan perasaan ilfil. Perasaan ilfil bisa muncul kalau tingkah laku dari lawan bicaranya udah nggak sesuai dengan ekspektasi mereka atau melewati batasan hubungan yang mereka miliki. Ketika orang udah illfeel biasanya mereka akan ghosting.Â
Misalnya, lawan bicaranya tiba-tiba minta PAP atau mengirim foto selfie padahal baru kenal 3 hari. Itu mungkin yang bikin orang jadi ilfil daripada menunjukkan ketidaksukaan dan merasa awkward jadinya orang-orang yang di kayak giniin atau mungkin kita ngelakuin kesalahan yang bikin ilfil jadinya mereka memilih untuk ngilang atau nge-ghosting.
Alasan terakhir seseorang bisa tergerak buat ngeghosting karena ngerasa privasinya terganggu. Batasan privasi itu beda-beda, ada orang yang ngerasa privasinya terganggu kalau orang itu pengen tahu informasi pribadi kayak background keluarga, riwayat hubungan, dan lain sebagainya. Bahkan bisa jadi dicari tahu tanpa sepengetahuannya.Â
Jadi kalau seseorang mengalami hal itu bisa jadi ia merasa lebih nyaman dengan menghentikan hubungannya dibandingkan kayak ngomong bahwa dia nggak nyaman.