TEMBAKAN YANG MELESETÂ
By: Berliana R.AÂ
Aku sangat senang bermain basket, sehingga aku mengikuti ekstrakurikuler basket disekolahku. Hari Sabtu dan minggu adalah jadwalku mengikuti ekstrakulikuler basket disekolah. Saat aku dan teman-temanku sedang melakukan pemanasan. Aku  melihat seorang laki-laki yang menghampiri pelatih basket disekolahku. Aku enggak tau siapa laki-laki itu, dia enggak pernah terlihat mengikuti latihan basket sebelumnya. Aku bertanya kepada sahabat yang ada disebelahku Nora. "Ra, laki-laki yang disebelahnya Kak Rehan siapa?" tanyaku. Nora melihat laki-laki yang dimaksud olehku sambil menjawab "enggak tau". Sebelum latihan dimulai Kak Rehan memperkenalkan laki-laki yang berada disebelahnya. "Guys, perkenalkan ini namanya Abas. Dia sekarang sudah menjadi alumni. Dulu dia pernah menjadi ketua basket sekolah ini. Bas, say hai dulu dong ke adik-adikmu" sambil memegang Pundak Abas. "Okey, halo teman-teman senang bertemu dengan kalian. Aku kesini karena diajak oleh pelatih kalian ini untuk bantuin dia" ucap Kak Abas. "Ayo kita mulai Latihan" Ucap Kak Rehan.
Saat Latihan dimulai aku curi-curi pandang melihat Kak Abas. Saat mulai giliranku untuk Lay Up, aku terpeleset jatuh karena lupa untuk mengikat tali sepatuku. Kaki sebelah kananku berdarah, sontak Kak Abas membantuku untuk berdiri. Dia membawaku ke tempat duduk yang berada tidak jauh dari lapangan. "Kamu ada tisu?" Tanya Abas. "Ada kak ditasku yang warna biru dongker" Jawabku. Dia mengambil tisu yang berada di tasku dan menempelkan tisu di Lukaku. "Lain kali hati-hati, diikat dulu tali sepatunya" Ucap Abas. Aku hanya bisa menjawab "iya kak". Saat dia sedang mengobati Lukaku, aku melihat mukanya yang menurutku ganteng dan dia juga baik hati. "Sudah selesai, enggak usah lanjutin latihan nanti biar aku yang bilang ke Kak Rehan" ucap Abas. "iya kak, makasih banyak kak" balasku. Dia tersenyum dan setelah itu pergi ke lapangan.
Keesokan harinya, pada saat pelajaran matematika Nora melihatku melamun sambil tersenyum senyum sendiri. "Fokus, jangan gila senyum senyum sendiri" ucap Nora tepat ditelinga kananku. Aku kaget mendengar ucapan Nora. "Apaan sih siapa juga yang senyum senyum sendiri" jawabku. "Jelas-jelas tadi kamu ngelamun sambal senyum-senyum sendiri, mikirin siapa sih? Kak abas ya?" tanya Nora. "Iya, sudah ganteng, baik hati lagi" Jawabku sambil tersenyum. "Kamu suka sama dia?" Tanya Nora memastikan. Aku menjawab dengan mengangguk. "Cie... ada yang lagi kasmaran nih. Good luck ya..." Ujar nora sambal memelukku.
Hari sabtu berikutnya saat aku mengikuti ekstrakulikuler basket. Dari kejauhan aku melihat Kak Abas sedang bersama Kak Rehan pelatihku di lapangan. "Ternyata dia datang lagi" monologku dalam hati. Aku sangat senang dia datang. Aku menghampiri mereka "Selamat pagi Kak Rehan, Kak Abas" sapaku kepada mereka. "Good morning" Jawab kak Rehan sambal tersenyum kepadaku. "Pagi. Gimana sudah sembuh?" Tanya Kak Abas. "Sudah kok kak" jawabku sambil tersenyum. Â "Sudah datang semua, ayo guys kumpul di lapangan" ucap Kak Rehan menyuruh kita untuk menuju ke lapangan. Jika aku kesusahan, dia dengan senang hati mengajariku sampai aku bisa dan paham.
Ketika latihan selesai, aku menghampirinya. "Kak boleh tau Instagramnya Kak Abas?" tanyaku. "Boleh" jawabnya dan memberi tahu akun Instagramnya kepadaku. Aku langsung memencet tanda follow untuk mengikuti instagramnya. "Thank you kak, aku pulang dulu" ucapku kepada Kak Abas. "Oke hati-hati ya" ucap Kak Abas.
Pada malam hari, aku mencoba untuk chat dia lewat DM Instagram. Â 1 jam aku menunggu, belum juga chatku dibalas. Sampai pagi hari, belum juga ada notifikasi balasan dari dia. Sampai di sekolah aku menceritakan kepada sahabatku Nora. Saat Nora mengambil Hp ku, ada notifikasi masuk yaitu balasan chat dari dia. "Ini dia balas" ucap Nora. Walaupun baru dibalas keesokan harinya aku tetap sangat senang.
Sudah 3 bulan aku menyukainya dan berusaha untuk mendapatkannya. Pada suatu saat, aku pernah memberi tahu kepada Kak Rehan pelatihku kalau aku menyukai Kak Abas dengan harapan jika aku memberitahu Kak Rehan, ia bisa membantuku. "Jika kamu suka sama dia, kamu harus menunjukkan skill basketmu supaya dia tertarik denganmu" Wejangan Kak Rehan kepadaku. Setelah aku menceritakan kepada Kak Rehan, aku jadi lebih semangat untuk bermain basket. Sepulang sekolah, didepan rumah aku selalu berlatih basket. Dengan tujuan supaya aku bisa lebih hebat dari teman-temanku dan Kak Abas tertarik padaku.
Keesokan harinya, bel istirahat berbunyi. "Aku mau ke kantin, kamu mau nitip apa?" tanya Nora. "Air putih aja" jawabku. "Oke" ucap Nora sambil berjalan keluar kelas. Layar Hp Nora menyala, dan saat kulihat ada notifikasi pesan dari Kak Abas. Tidak sengaja aku membuka Chat obrolan Nora dengan Kak Abas. Chatnya berbeda saat dia chat denganku balasannya Panjang dan Kak Abas selalu cepat menjawab Chat Nora. Chat ku bahkan pernah tidak dibaca olehnya. Saat aku melihat Nora masuk ke dalam kelas, aku buru-buru mematikan Hpnya dan bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Saat pulang sekolah, aku melihat Nora diantar pulang oleh Kak Abas. Nora tidak bilang kepadaku kalau dia dijemput oleh Kak Abas.
Keesokan harinya saat disekolah aku menanyakan kepada Nora. "Kemaren kamu dianter pulang sama Kak Abas ya?" tanyaku kepada Nora. Aku melihat wajah Nora kaget dan terbatah batah menjawab pertanyaanku. "I..Iya dia ya..yang ngajak pulang bareng" Jawabnya. Aku merespon ucapannya dengan senyuman dan aku tau jika ada suatu hal yang dia sembuyikan dari aku. Bel tanda pulang berbunyi. Saat aku sedang membereskan buku Nora memanggilku. "Tungguin aku ya, aku ke toilet bentar" ucap Nora. Tak lama Hp Nora yang sedang di charge berbunyi, saat aku melihat Hp Nora yang menelfon adalah Kak Abas. Aku bertanya-tanya kenapa Kak Abas menelfon Nora. Aku membiarkan Hp Nora sampai diam dengan sendirinya. Tak lama Kak Abas mengirim pesan kepada Nora. Aku membuka pesan itu dan membacanya. "Sayang, aku udah sampe diluar" bunyi pesan yang dikirim oleh Kak Abas. Aku kaget ada kata "sayang". Kak Abas dan Nora ternyata berpacaran. Nora datang melihatku sedang memegang Hpnya. Dia langsung merebut Hp yang aku genggam. Mataku berkaca-kaca menatap Nora. "Ra, kamu ternyata berpacaran sama kak Abas?" tanyaku. Nora diam tidak menjawab pertanyaanku. "Ra, dia laki-laki yang aku sukai dan kamu tau" ucapku sambil mengeluarkan air mata. "Aku bisa jelasin" ucap Nora sambil memegang tanganku. Aku menepis tanganya sambil berkata "Sudah terbukti semua". Aku mengambil tasku dan langsung turun meninggalkan Nora