Mohon tunggu...
KKN MB POSKO 94
KKN MB POSKO 94 Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

KKN Mandiri Moderasi Beragama Posko 94 desa Gringgingsari, kecamatan Wonotunggal, batang.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penanaman 30 Bibit Alpukat di Sendang Depok oleh KKN UIN Walisongo Posko 94

15 Agustus 2024   00:03 Diperbarui: 15 Agustus 2024   00:04 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penanaman 30 Bibit Alpukat di Sendang Depok Gringgingsari/dokpri

Situs mata air Sendang Depok di Desa Gringgingsari, yang dikenal sebagai salah satu sumber mata air penting bagi masyarakat setempat, menjadi saksi dari sebuah inisiatif lingkungan yang dilaksanakan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang. 

Pada hari Jum'at, 2 Agustus 2024, mahasiswa yang tergabung dalam Posko 94 KKN UIN Walisongo melaksanakan kegiatan penanaman 30 bibit alpukat di area sekitar mata air tersebut. Kegiatan ini dipandu oleh Bapak Khoiri, seorang anggota aktif Karang Taruna Desa Gringgingsari yang juga terlibat dalam pengelolaan lahan desa.

Penanaman bibit alpukat ini tidak hanya sekadar kegiatan penghijauan, tetapi juga merupakan langkah strategis untuk mempromosikan penggunaan lahan secara lebih terarah dan produktif. Dalam kesempatan tersebut, Bapak Khoiri menjelaskan bahwa penanaman pohon alpukat di lokasi tersebut diharapkan menjadi contoh bagi warga dalam hal pemanfaatan lahan yang optimal. 

"Di desa ini, sering kali warga menanam berbagai jenis pohon di satu lahan, seperti alpukat, kopi, sengon, dan durian. Hal ini menyebabkan proses panen menjadi kurang efektif karena beragamnya jenis pohon yang ditanam. Padahal, jika dalam satu lahan hanya ada satu jenis pohon, hasil panen akan lebih mudah diatur dan lebih produktif," jelasnya.

Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama yang baik antara beberapa pihak, yakni mahasiswa KKN, Karang Taruna Desa Gringgingsari, dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Bibit-bibit alpukat yang ditanam merupakan hasil dari pengajuan mahasiswa KKN kepada DLH, yang merespons dengan menyediakan bibit-bibit tersebut. Kegiatan penanaman ini pun menjadi salah satu bentuk nyata dari kolaborasi antara berbagai pihak untuk mencapai tujuan bersama dalam hal pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Tujuan utama dari penanaman ini adalah untuk memperkenalkan konsep pemanfaatan lahan secara monokultur kepada masyarakat sekitar. Monokultur, atau penanaman satu jenis tanaman di satu lahan, memiliki beberapa keuntungan, antara lain mempermudah perawatan, memaksimalkan hasil panen, dan mengurangi persaingan nutrisi antar tanaman. Dalam jangka panjang, konsep ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi warga melalui peningkatan produktivitas lahan.

Selain itu, pemilihan alpukat sebagai jenis tanaman yang ditanam di sekitar mata air Sendang Depok juga memiliki alasan tersendiri. Alpukat dikenal sebagai tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan. Dengan penanaman pohon alpukat di sekitar mata air ini, diharapkan dapat memberikan dampak positif tidak hanya pada kondisi lingkungan, tetapi juga pada perekonomian masyarakat setempat di masa mendatang.

Bapak Khoiri juga menambahkan bahwa penanaman pohon secara tertata seperti ini perlu terus disosialisasikan kepada warga desa, sehingga pemanfaatan lahan di Desa Gringgingsari dapat lebih efektif dan efisien. Ia berharap bahwa kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa KKN ini dapat menginspirasi warga lain untuk lebih bijak dalam menata dan memanfaatkan lahan mereka.

Kegiatan ini diharapkan menjadi awal dari serangkaian kegiatan lain yang akan terus dilaksanakan di Desa Gringgingsari, baik oleh mahasiswa KKN maupun oleh masyarakat setempat, untuk mendukung pelestarian lingkungan sekaligus meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dengan adanya sinergi antara berbagai pihak, seperti yang tercermin dalam kegiatan ini, Desa Gringgingsari diharapkan dapat menjadi contoh desa yang berhasil dalam memanfaatkan sumber daya alamnya secara optimal dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun