Ku sibak tirai yang menampakkan sang surya. Pertanda pagi telah tiba. Segera ku ambil handuk yang bertengger manis di dekat balkon dan berjalan menuju kamar mandi. Kini aku telah siap pergi ke sekolah tercinta. Aku adalah seorang remaja berusia enam belas tahun yang tengah berjuang untuk mewujudkan cita-cita mendiang kedua orangtuaku yaitu melihatku sukses dan berjaya di masa depan. Dan namaku adalah Lisya Aldebaran.
Aku berjalan dengan santai menuju ruang kelas sembari mendengar lagu melalui earphone milikku. Aku telah sampai di kelas yang bertuliskan XI MIPA-2. Aku memang tak begitu pintar, namun aku berusaha rajin mengerjakan semua tugas yang diberikan juga membaca buku-buku pelajaran. Aku juga tak memiliki banyak teman, hanya tiga orang anak perempuan yang sejak SD hingga SMA selalu bersama. Mereka berempat adalah Hanna, Mira, dan Eka. Hanna adalah yang paling cantik diantara kami berempat. Mira si gadis tomboy yang berteman dengan siapa saja tanpa mengenal rasa takut. Eka itu ibarat seorang ibu bagi kami, ia sangat penyayang dan juga sabar. Dan Aku adalah si gadis pendiam yang tidak terlalu banyak mengobrol karena sifat introvert dan juga diriku yang pemalu.
Hidupku biasa-biasa saja tak ada yang spesial. Aku hanya gadis biasa dengan wajah biasa dan juga otak yang biasa. Tidak terlalu banyak yang bisa ku ceritakan pada kalian. Aku hidup dalam perlindungan sebuah panti asuhan dengan Bu Tika yang selama ini menjagaku dengan tulus juga menyekolahkanku sampai sekarang. Aku berjanji akan selalu berjuang demi mewujudkan semua mimpi mendiang kedua orangtuaku dan juga orang-orang yang telah menyayangi dan berjasa dalam hidupku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H