Mohon tunggu...
Yan Rizal
Yan Rizal Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Album kenangan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Album Kenangan

29 September 2024   21:00 Diperbarui: 29 September 2024   21:07 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dingin, sendiri dikamar, butuh teman, kota yang indah, kursus, surat menyurat, kenangan bersama dia, konflik kerja,putus, kos ,dan meninggalkan kota bandung

Tempat ini selalu muncul dalam ingatanku bila kudengar kata 'Bandung'.  Salah satu kota diluar Jakarta, kota kelahiranku, yang pernah kutinggali. Aku tidak lama tinggal dan bekerja dikota ini sekitar tiga tahun, namun kepingan kenangan yang tersisa  sesekali muncul bila kudengar kata 'Bandung'. Aku mulai menetap di kota Bandung th. 1991, setelah sebelumnya tinggal dikota Cirebon selama delapan bulan bekerja pada perusahaan yang sama. 

Bandung saat itu masih kurasa kota yang dingin, terutama dikala malam. Mungkin sebelumnya aku selalu merasakan panasnya udara kota Jakarta dan Cirebon. Berselimut dan berkaos kaki sesuatu yang tak pernah kutinggalkan bila beranjak tidur selama dikota ini. 

Aku tinggal sendiri dikota yang pernah dijuluki 'Paris van Java'. Tidak ada teman atau sanak saudara. Yang ada teman-teman sekantor yang sama-sama tinggal dipenginapan yang dilingkungan kantor. Kami semua yang tinggal disana berasal dari luar kota Bandung, ada yang dari Jakarta, Jogyakarta dan Surabaya. Kami tinggal diruangan kamar yang berbeda dengan kamar yang berukuran cukup besar untuk kami yang masih bujangan. Kamar yang kutinggali berada dilantai dua, dibawahnya garasi mobil kantor, memiliki jendela kaca besar yang menghadap langsung ketaman dibelakang kantor.

Aku termasuk tipe pekerja keras. Aku bekerja tidak mengenal waktu. Aku karyawan pertama yang duduk dimeja kerja dan yang terakhir meninggalkan meja kerja. Bekerja 14 jam sehari atau lebih adalah hal yang biasa bagiku, aku menikmatinya. 

Bahkan kadang setelah pulang kerja dari luar kotapun aku masih melanjutkan pekerjaanku yang belum selesai dimeja kerjaku, walau itu waktu bagi sebagian orang merebahkan badannya dikasur yang hangat dan lembut menunggu terpejamnya mata setelah seharian beraktifitas.

Setelah disibukkan bekerja lebih dari 14 jam sehari dan enam hari dalam seminggu, pada hari minggu biasanya aku habiskan untuk beristirahat dikamar seharian menonton televisi yang baru ada TVRI dan RCTI atau pergi keluar menikmati hari libur yang sangat berarti. 

Tempat favoritku berada disekitar alun-alun kota atau lokasi yang banyak terdapat bangunan lama belanda. Merasakan cerah dan hangatnya cahaya matahari dipagi hari sambil melihat-lihat orang berlalu lalang, makan siang disalah satu tempat makan di Mall dekat alun-alun atau sekedar melihat-lihat buku yang menarik ditoko buku adalah kegiatan favoritku.

Malam hari diatas pukul 10 aku dan beberapa teman sekantor suka menghabiskan waktu duduk-duduk ditepi taman alun-alun melihat lalu-lintas orang dan kendaraan yang mulai sepi. Kami yang semuanya merantau berusaha menghilangkan kepenatan kerja atau kerinduan akan keluarga dan juga kekasihnya yang jauh disana.  

Malam yang dingin, udara yang sejuk, pemandangan bangunan belanda lama dengan lampu yang eksotik menghiasinya, mengisi kesunyian diantara kami. Kami semua terbawa kedalam syahdunya malam bertebar bintang menghiasi kota kembang yang bersegera menuju peraduannya.

Suara honda memasuki halaman garasi depan kantor saat jam makan siang. Banyak surat yang diberikan tukang pos, salah satunya surat berukir pada sisi-sisi amplopnya.  Surat yang selalu kutunggu-tunggu. Rekan sejawatku, mba Rina, memanggil dari ruang tamu kantor  "yang tersayang...". Aku tersenyum bahagia dan berusaha meraih surat tersebut pura-pu 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun