Mohon tunggu...
Mpok Precil
Mpok Precil Mohon Tunggu... -

awan biru

Selanjutnya

Tutup

Humor

Otak dari Ibu, Fisik dari Bapak?

18 Desember 2010   06:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:37 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Timnas bola Indonesia mau tanding lawan Pilipin untuk leg kedua. Fisik pemain pilipin yang 83% hasil naturalisasi kelihatan bule-bule banget. Beda jauh sama tim indonesia yang kalo berhadapan sama mereka jadi tampak mungil. Irfan bachdim juga naturalisasi, tapi fisiknya lebih mengindonesia. Wajahnya tirus, tinggi "hanya" 172 cm, berat badan "hanya" 62 kg. Cukup kerempeng dan pendek untuk ukuran bule. Untung saja ia punya wajah rupawan. bandingkan sama anak Ayu Azhari yg walau blasteran tetap tak menarik minat produser film. Yg tertarik malah pengacara ibu dwi ria latifah untuk membantu ngatasi konflik ibu anak.

Ketampanan Irfan bachdim  yg khas indonesia telah menghipnotis ratusan gadis remaja, bahkan ibu-ibu. Ariel pun dilupakan. Sidang Ariel sepi dari teriakan gadis2 yang minta Ariel di bebaskan. Semua cewek pindah memuja Irfan.

Darimana fisik Irfan yang Indonesia itu? so dari ayahnya. Noval Bachdim orang Malang Jatim menikah sama Hester van Dijic asal Belanda. Wah jadi inget juga nih sama mr  Obama. Orangnya kecil, hitam, rambut ikal tapi otak pinter. Perawakannya mirip ayahnya yang orang afrika. Bisa jadi nih fisik seseorang di turunkan dari bapaknya.

Kalo otak, pinter tidaknya di tentukan dari ibu. Tulisan kompasianer Khairunnisa Musari sudah membahas anak cerdas diturunkan dari Ibu yang cerdas.

Kalau Indonesia bisa nahan imbang pilipin saja tentu sudah bagus sekali. Lha fisik mereka jauh lebih besar dan tinggi, tentu napasnya juga lebih panjang. Untung saja di bola tak sekedar mengandalkan otot. Perlu juga otak yg cerdas untuk berpikir taktis. Jadi lupa2 ingat, katanya permainan bola itu mirip pelajaran fisika. kudu bisa mikir cepat di lapangan dalam hitungan detik. Bisa jadi pemain Indonesia seperti rusa atau kancil yang lincah. Walau mungil tapi cerdik dan larinya kenceng. Kalo sampai mengalahkan pilipin, wahhh benar2 prestisius. pada leg pertama kemarin sudah terbukti kita menang 1-0.

Kalo fisik pinoy itu bule2 kenapa yaa... eits wajarlah, usa  punya pangkalan militer di pilipin. Tentara2 asing menikahi gadis2 lokal. Nah anak2nya pun fisiknya lebih bule. Marinir pula ayahnya, tentu fisiknya sudah piilihan dari negaranya usa sono. Hasilnya...blasteran pinoy itu tak kelihatan melayu badannya.

Kalo cerdas tidaknya anak diturunkan dari ibu, sepertinya banyak benarnya. Banyak contoh di sekitar kita pastinya. Beberapa teman juga tidak ambil jurusan eksakta meskipun ayahnya orang eksakta. Lalu ke mana ya larinya kecerdasan sang ayah memecahkan soal matematika, fisika dan kimia? Ya ke mahasiswanya atuhh. Lha anak sendiri gak ada bakat.

Jadi kesimpulannya: berilah gizi yg baik pada anak perempuan biar keturunannya cerdas. Dan beri gizi juga yg baik pada anak laki biar kalo mereka jadi atlit anggak bengkring2 (kurus).

Note : Gimana mau makan bergizi kalau ikan, daging, susu mahal. Ikan2 berkualitas bagus sudah di kirim ke Jepang, eropa, usa. Untuk orang kampung cukup ikan asin dan terasi saja. Sukur2 ada kerupuk dan kecap. maklumlah, di indonesia yg jadi atlit bola kan kebanyakan orang2 biasa. Lain sama tenis yang umumnya dari kalangan berada.

Gimana mau jadi atlit hebat dan meraup banyak tropi (terpenting lagi: kontrak berkali-kali) kalo untuk makan bergizi aja susah. Lha kalo sudah jadi atlit baru bisa tinggal di hotel mewah dgn makanan lezat ya telat pak. Kan sel2 pertumbuhannya sudah mandeg. Tapi untunglah kontraknya sekarang ini atlit sudah lumayan mahal, apalagi banyak sponsor. Jadi lumayanlah bisa buat beli mobil bagus, beli rumah sendiri, dan meminang artis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun