Mohon tunggu...
Mpok Precil
Mpok Precil Mohon Tunggu... -

awan biru

Selanjutnya

Tutup

Humor

Nama Kamu Brand Tulisanmu

4 Desember 2010   04:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:02 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Pengakuan Ndangdut adalah Herman Hasyim membuat penggemar termehek-mehek. Ndangdut sangat populer di jagat kompasiana. Meski ia baru masuk pada 17 september 2010 tapi fansnya sudah berjibun. Pengakuannya bikin orang-orang yg sudah curiga itu sosok HH bersorak, "Lhooo........bener kan dugaanku?" Bagi yg punya sensifitas bahasa, ternyata dgn mudah bisa meraba sebuah karya itu tulisan siapa.

Sebagian besar yg lain cukup terkejut. Gak ngira kalau Dangdut - sosok yg jenaka, kalau bales komen sesuka perutnya, melek banyak hal - itu ternyata HH, teman sendiri. Saking ngefansnya sama Dangdut bahkan banyak yg gak rela kalau muka badut itu akan mengakhiri hidupnya. Umurnya harus diperpanjang, kalau perlu beri napas buatan.  Pertunjukan Dangdut harus di teruskan. Penonton setia siap berjoget dan bawa saweran.

Belajar dari Dangdut itu bisa di simpulkan kalau menulis (di kompasiana) tak cukup dengan judul yg "mengundang". Mengutip pesan mas HH, judul adalah mahkota tulisan. Yang juga penting adalah siapa penulisnya. Dangdut terbukti punya citra yg kuat. Branding istilah dagangnya. Apapun tema yg di tulisnya selalu mengundang banyak pembaca. Tangan pun gatal untuk berkomentar. Ingin lihat apalagi yg mau dikatakan Dangdut yg selalu ngocol. Dangdut pun menuai penggemar fanatik.

Itulah sebagian ilmu yg saya curi dari kompasiana. Penulis yg punya brand bagus banyak pembaca. Yg brandnya jelek ( spt yg nulis ini, hehehhe) terbatas pembaca. Meski tetap saja judul selalu jadi daya tarik. Trus gimana dong biar punya brand bagus? Meneketehe, tanya saja ke pakar2nya menulis. Wong saya juga masih ecek-ecek.

Yang berhasil saya embat lagi nih, para penulis laris itu rajin menyapa alias ramah. Gesit komen sana sini, suka becandaan dan low profile. Karyawan ngakunya tukang becak,  ekspatriat ngakunya kuli, penyelenggara pemilu ngakunya belakangan, ahli hukum ngakunya si bodoh, eksekutip ngakunya ibu rumah tangga, orang sibuk ngakunya mau pensiun.  Hehehehe..... itu pasti taktik biar teman gak sungkan menyapa dan bercanda melepas stress.

Menulis yg judul doang, menipu pembaca dgn pepesan kosong lama2 namanya di ingat teman. Jadilah brand nya jelek. Yg suka nulis mirip kopian catatan kuliah juga dikit pembacanya. Pecinta kompasiana gak akan melirik. Ini juga brand yg gak menarik.

Kesimpulannya : Berlama-lama di Kompasiana ternyata bikin saling kenal dengan sesama warga Indonesia. Hehehheh jaka sembung, gak nyambung blassss. Selamat berakhir pekan. Selamat jalan-jalan ke luar kota atau keluar desa.  Semoga akhir pekannya bikin fresh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun