Mohon tunggu...
Mpok Precil
Mpok Precil Mohon Tunggu... -

awan biru

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kostummu Kepribadianmu

31 Agustus 2012   03:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:06 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat orang kondangan pake kebaya tampaknya anggun dan cantiiikkkk sekali. Apalagi dengan make up sempurna, rambut disanggul, terus makan di tengah ruangan pesta. Udah cantik, wangi, makan sambil berbincang dengan teman. Duuhhh...asyiknya. Kelihatannya jadi kinclong 3 b nya. Brain, beautiful, behaviour.

Suatu hari seorang teman memberi undangan pernikahan. Sayapun bersiap datang dengan kostum sesuai impian. Sepulang kerja mampir ke toko kosmetik. Beli warna-warni pencoreng wajah, lulur dan parfum. Harganya naudzubillah. Barang2 mungil itu setara berkilo-kilo beras.

Paginya mandi berlulur, terus dandan lama dan pakai kebaya. Pakai kerudungnya saja tak cukup 10 menit. Sandal hak tinggi menjadi pelengkap penampilan. Di luar rumah saat mau berangkat, teman yg lihat terkejut-kejut. Ada badut lewat. Bikin kaget saja, banyak modifikasi penampakan.

Tempat yg didatangi ternyata cukup jauh. Di peta sepertinya dekat. Melewati banyak persimpangan. Kaki harus sering menopang di aspal kalau berhenti di lampu merah. Nasib jomblo ke mana2 sendiri, rasain gak punya abang ojek.

Perjalanan itu semakin terasa jauh karena kain yg sengaja kesempitan dan kaki tak gesit. Dengan sandal hak tinggi mesti naik turun di aspal, mengatur gigi persneling dan menginjak rem.

Matahari makin menyengat. Bedak dan kawan2nya yg warna-warni mungkin sudah luntur kena tetesan keringat.

Sampai tempat tujuan..... sandal jebol. Bego kan? mestinya tadi pakai sandal karet pas jalan. Sandal hak tinggi baru dipakai kalau sudah tiba di tujuan. Dengan sangat malu saya berjalan nyeker ke pesta.  Untung bukan standing party. Semua tamu duduk di kursi, mendengarkan sambutan dan makanan disuguhkan petugas piring per piring. Anak2 biasa menyebutnya piring terbang.

Asyikkk, bisa duduk tanpa ada yg tau kalau kaki nyeker. Tapi pas duduk rasanya sangat tidak nyaman. Gak pede sama sekali dengan kebaya yg full pressed body. It's not my style. Rasanya ini baju bener2 bukan baju yg pantas dipakai. Salah kostum. Satu2nya harapan adalah semoga tak bertemu tamu yg kenal.

Masalah selanjutnya muncul saat acara selesai dan mc mempersilakan tamu menyalami pengantin. Wah, harus berjalan nyeker ke depan bersalaman. Kain pun diturunkan untuk menutupi kaki. Dalam hati bicara, hai pengantin, pandanglah wajah ane,  jangan pandang ke bawah yaa..

Orang yg biasanya pecicilan terus coba2 pakai kostum yg anggun ternyata malah mencelakai. #Kondangan kok coba2. Agar tak mengulang kebodohan dan dosa besar itu saya kapok pakai kebaya. Ribet, banyak persiapan, banyak waktu tersita, pikiran tak tenang dan malah gak pede ujungnya. Belum lagi resiko muncul kecelakaan yg tak terduga spt sandal jebol tadi. Gak ingin lagi dah meniru2 gaya orang yg tidak sesuai dengan kepribadian kita sehari2.

Beberapa hari  kemarin ada undangan nikahan teman. Saya pun datang dengan kostum biasa saja. Pakai setelan baju kurung, baju khas Melayu. Adik2 menyebutnya baju Siti Nurhaliza, karena yg lagi ngetren di infoteimen baju Ashanti dan baju Syahrini. Make up sewajarnnya tak perlu mati2an bersaing ama bencong ngamen. Semua pakai stok lama, sama sekali gak keluar biaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun