Akhirnya mereka sekarang berdamai, walau gak utuh 100%.
***
Idul adha sekarang.... tanpa ayah. Tak ada lagi kesibukan ekstra. Karena tak ada satupun anak bapak yg meneruskan pekerjaan berburu uang di hari qurban. Anak laki satu2nya mana berani nyentuh kambing, padahal duitnya gede, hehhehhhe.
1 November 2009 silam, bapak jatuh dari tidur. Keningnya berdarah. Iseng2 saya tanya mimpi apa. Beliau bilang mimpi sholat, pas mau rukuk ternyata jatuh. Petangnya beliau muntah, lalu dibawa ke rumah sakit. Oleh dokter diberi obat, lalu tidur.
Tiba2 terbangun karena terkejut serasa melihat sekeliling putih, terang benderang dan sangat luas. Bertanya2, bingung lagi ada dimana. Saat dikasih tau kalau lagi di rs, beliau gak percaya.
"Rumah sakit kok luasnya gak umum," protesnya.
Lalu berbaring lagi, berdzikir sesaat, terus..... menghembuskan nafas terakhir.
Dokter menyatakan bapak meninggal.
Kami menangis. Dua adik bungsu kesayangannya yg dulu suka berantem tak bisa bersuara. Yang satu segera mengurus pemandian ayah di rs itu juga, yg satu memeluk saya. Mendadak keduanya kehilangan "ayah", seperti saya.
Semoga dosa2 beliau terampuni oleh Allah swt. Amien...
Hari ini, idul adha 1433 H paman bontot "berburu duit" menyembelih kambing bersama kawan2nya. Entah dimana, saya belum ketemu. Dua abangnya yg dulu mengajari bisnis idul adha sudah menghadap yang Kuasa. Mengutip dr. Arman sudah berangkat menyerahkan LPJ.