Mohon tunggu...
Tryas Febrian
Tryas Febrian Mohon Tunggu... Programmer - Complex

I love your writing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ini Tentang Sebentar Kemarin

31 Oktober 2024   16:38 Diperbarui: 31 Oktober 2024   16:41 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hallo. ah bukan awal yang baik untuk memulai sebuah tulisan. Mengungkapkan sesuatu memang sangat sulit baik di tulisan ataupun secara lisan. Keduanya membuatku sulit, aku membutuhkan banyak impulse atau mungkin sedikit tipsy untuk mengantarkannya pada indraku. Dan ini adalah another tipsy moment.

Aku adalah orang yang sangat malas untuk mengingat suatu hari pada sebuah tanggal, tapi sangat senang sekali mengingat (berbagai) momen. Salah satu momen adalah hari itu. Berawal dari memandangi sekelilingku, ke sana-kemari, aku memandangi secara acak. Tiba-tiba pandanganku terhenti pada suatu titik. Pandanganku terhenti tepat pada seorang wanita yang baru datang di coffee shop tepat di depanku. Aku memandanginya karena wanita tersebut bisa membuatku tertegun beberapa detik, ya dia sangat cantik. Tampaknya beberapa detik tersebut menjadi ratusan, bahkan ribuan. Aku mendapatkan spot yang tepat untuk selalu mencuri pandang kepadanya. Aku sudah seperti pengintai yang lihai seperti Sherlock Holmes pada saat itu. Jika memandangi orang seperti yang aku lakukan adalah sebuah dosa, aku adalah pendosa yang hebat. Memang terlalu dini untuk aku menyebutnya jatuh cinta pada pandangan pertama bahkan pada saat itu aku berpikir, untuk sekadar mengetahui namanya pun mustahil. Maka pada saat itu aku hanya memutuskan untuk mengingatnya saja. Dia berambut panjang seperti pemeran utama pada film 500 Days of Summer (Entah kenapa dia mengingatkanku seperti Zooey Deschanel), cantik dan lalu satu titik kecil di bagian leher kiri belakang telinga. Sebenarnya aku sudah cukup mengingat akan dua hal tadi. Tetapi rasanya tetap masih belum cukup jika aku tidak mengingat mata coklatnya, pakaian yang ia kenakan, dan aksesoris yang ia pakai.

Dan sampai hari ini rasanya masih begitu surreal sebab wanita yang pernah aku curi pandang dalam jarak kurang lebih 5 meter. Kemarin sudah bisa aku pandangi bahkan dengan jarak kurang dari 5 sentimeter bahkan aku pernah mengenggam tangan dinginnya.

Itu cerita tentang sebentar kemarin. Sekarang atau lebih tepatnya hari ini, kita sudah berjarak bahkan lebih dari satuan kilometer.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun