Mohon tunggu...
Berita Nendank
Berita Nendank Mohon Tunggu... -

Himpunan Artikel, Berita, dan Opini Beberapa Mahasiswa FISIP UPNVJ

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Kesenjangan Sosial dan Ekonomi di Ibu Kota

10 Desember 2017   18:59 Diperbarui: 11 Desember 2017   00:38 5169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesenjangan sosial di Indonesia semakin kompleks, terutama di ibu kota Indonesia, yakni, Jakarta. Padahal, Jakarta ini merupakan salah satu pusat pereknonomian Indonesia, selain Medan dan Surabaya. Terlihat dengan jelas bahwa ketimpangan orang miskin dan orang kaya di Jakarta sangat jelas. Ada orang yang sangat kaya, dan ada orang yang sangat miskin. 

Semakin lama, banyak orang yang semakin kaya, namun yang menengah ke bawah, semakin banyak yang jatuh miskin. Daya beli seseorang juga makin lama makin turun. Menurut saya, hal ini terjadi dikarenakan dari tingkat pendapatan seseorang yang sangat berbeda, antara A dengan B, yang satu tinggi sekali, yang satu rendah sekali. Sehingga, hal tersebut jelas menyebabkan kesenjangan ekonomi dan sosial. 

Sumber: google.com
Sumber: google.com
Banyak sekali warga menengah ke bawah yang makan saja masih susah sekali, masih mengandalkan subsidi dari pemerintah, dan tindakan penghematan lainnya. Sedangkan warga menengah sampai menengah ke atas, selalu menghamburkan uang, untuk hal-hal yang bersifat tersier dan tidak penting. Selain itu, menurut saya, hal ini dikarenakan perbedaan kesempatan antara orang miskin dan orang kaya. Perbedaan kesempatan, maksudnya, misalnya si kaya ini punya modal besar, sehingga mereka bisa "memutar" uang untuk berlangsungnya bisnis yang mereka bangun, dengan modal besar, hasil yang diuntungkan juga besar. 

Akan tetapi, untuk kalangan menengah ke bawah, mereka hanya bisa berjualan seadanya atau mereka yang tidak memiliki kemampuan wirausaha, mereka hanya bisa menjadi pekerja saja, dengan gaji yang pas-pasan, hanya itulah yang mereka andalkan. Lalu, menurut saya, hal ini disebabkan karena masyarakat menengah ke bawah banyak yang "gaptek" akan ekonomi digital. Mereka tidak sanggup mengikuti perkembangan ekonomi digital. 

Sehingga, mengakibatkan tingkat tindakan kriminal yang tinggi, karena berbagai desakan kebutuhan, namun tidak tahu lagi harus bagaimana dalam memenuhinya. Menurut saya, solusinya, pemerintah mengadakan seminar atau penyuluhan kepada warga, khususnya untuk menengah ke bawah, agar dapat mengikuti ekonomi digital dengan baik, dan ini termasuk pembangunan dari Sumber Daya Manusia. Jangan hanya membangun dari sektor infrastruktur saja, tetapi bangun dengan sektor SDM nya juga. Sehingga, masyarakat menjadi lebih sejahtera lagi.

 Penulis: Ivan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun