Kesan terhadap penampilan selalu menjadi alasan seseorang menilai dan menerka perilaku orang lain. Berandal, liar, dan urakan, serta berbagai stereotipe negatif kerap dilemparkan kepada mereka yang disebut 'anak punk'. Penampilan yang berantakan juga tak jarang membuat orang yang melihatnya menganggap mereka kriminal. Mungkin beberapa memang negatif, namun nyatanya tak semua anak punk berperilaku negatif. Anak punk nyatanya juga dituntut untuk memiliki kreativitas.
Adalah Mike, salah satu anggota punk dari komunitas Taring Babi. Taring Babi adalah sebuah komunitas yang mewadahi para anak punk. Komunitas tersebut mendirikan rumah untuk berkumpul dengan para anggota punk lainnya di Jagakarsa. Rumah tersebut tak hanya sebagai tempat berkumpul, namun juga sebagai tempat Mike dan kawan-kawan mengembangkan kreativitas mereka.
Taring Babi lahir pada saat politik pemerintahan Indonesia tengah goyah. Terbentuk pada tahun 1997, para anggota ditemukan dalam sebuah aksi demo. Dengan ikut mengawal masa penuntutan Soeharto untuk turun dari jabatannya setelah lama berdiri sebagai diktator bangsa. Berawal dari semangat perubahan dan demokrasi yang sama, komunitas ini akhirnya terbentuk.
Taring Babi bukanlah komunitas punk yang  hidup tak beraturan tanpa punya arah dan tujuan. Komunitas ini justru sangat positif dalam menjalankan kegiatan mereka. Berkarya dan berkreativitas sudah menjadi jadwal keseharian mereka. Membuat berbagai kerajinan tangan dari sampah daur ulang, menjual kaus sablon buatan mereka sendiri, hingga menciptakan Marjinal, yaitu kegiatan bermusik mereka sendiri. Dengan berprinsip "berdiri di atas kaki sendiri", mereka hidup dan berkarya untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Tak pernah terpintas untuk menggantungkan diri kepada orang lain bahkan mengemis rasa kasihan dari orang lain. Nyatanya, mereka benar-benar mampu menghidupi dan memenuhi kebutuhan mereka dengan baik.
Tak hanya sibuk dengan urusan internal komunitas, Taring Babi juga memperhatikan masyarakat sekitarnya. Hal ini dibuktikan dengan terbinanya hubungan baik antara komunitas dan masyarakat sekitar. Mereka kerap aktif dalam kegiatan kemasyarakatan di lingkungan sekitarnya. Semisal kegiatan gotong royong serta aksi sosial lainnya. Tak perlu menanti datangnya surat panggilan maupun undangan, mereka secara sukarela turun untuk membantu dan bekerja bersama masyarakat. Ini membuktikan bahwa tidak semua anak punk berperilaku negatif.
Komunitas Taring Babi sendiri berhasil secara perlahan merubah stereotipe negatif masyarakat di sekitar lingkungannya. Membuktikan bahwa tak selamanya penampilan urakan bersikap tak sopan. Taring Babi juga berhasil membuktikan bahwa anak punk bukanlah kriminal.
Penulis: Hreeloita | Reporter: Hreeloita | Editor: Diah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H