Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menjamin stok pangan di ibu kota aman hingga Lebaran nanti. Kecukupan pangan dipastikan ‎setelah pemerintah menyiapkan 200 ton stok daging sapi dan 30 ton daging ayam potong selama Ramadan sampai dengan Hari Raya Idul Fitri.
"Stok pangan sampai Lebaran sudah kita kondisikan aman," ujar‎ Marlina Widyadewi, Kasubag Ketahanan Pangan Biro Perekonomian DKI di Balaikota, Senin (6/7).
Dikatakan Dewi, jaminan ketersediaan pangan ini dipastikan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menangani pangan seperti Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan (DKPKP) dan Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP).
"Selain SKPD, kita juga koordinasi dengan BUMD DKI seperti, Food Station, PD Pasar Jaya dan ‎PD Dharma Jaya mengenai ketersediaan pangan. Sampai sejauh ini, stok pangan aman," tegasnya.
Menurutnya, ‎untuk menstabilkan harga, PD Dharma Jaya membantu sebanyak 200 ton daging sapi dan 30 ton daging ayam potong. Ratusan ton pasokan daging tersebut dijual PD Pasar Jaya di Operasi Pasar (OP) dan Dinas KUMKMP DKI di Pasar Murah.
Dewi menambahkan, di dalam kegiatan OP dan Pasar Murah, daging sapi pasokan dari PD Dharma Jaya dijual seharga Rp 85-89 ribu per kilogram atau lebih murah dari harga pasaran sekitar Rp 120 ribu perkilogram. Sementara daging ayam potong dijual dengan harga normal sekitar Rp 29.300 per ekor.
"Kebutuhan daging sapi perhari sebanyak 161 ton. Setiap dua hari kita siapkan stok 300 ton. Daging ayam potong kebutuhan perharinya 769 ton dan kita siapkan stok untuk tiga hari 2.136 ton," ungkapnya.
Pasokan daging sapi dan daging ayam potong dari PD Dharma Jaya yang dijual dengan harga murah di OP dan Pasar Murah di wilayah DKI ini diharapkan dapat mempengaruhi turunnya harga komoditas itu di pasaran.
‎"Jadi dengan kita membanjiri kegiatan Pasar Murah dan OP, harga yang di pasaran ikut terpengaruh," kata Dewi.
Ia menambahkan, saat ini kecenderungan kenaikan harga bahan pokok di pasaran hanya terjadi untuk komoditas cabai sebesar Rp 1.000-2.000. Hal tersebut diprediksi akibat transportasi pengangkut barang yang membawa pasokan komoditas cabai dari luar daerah terkendala masuk ke DKI Jakarta menjelang Lebaran.
"‎Kami juga berupaya menjaga pasokan dengan melakukan kerjasama dengan daerah pemasok seperti Lampung untuk beras dan Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk daging sapi," tandasnya.