Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengaku, rencana penataan Kalijodo ingin dilakukan sejak 2014 lalu. Namun penertiban tertunda, lantaran Pemprov DKI lebih fokus ke relokasi Waduk Pluit dan Kampung Pulo.
"Saya sudah mau tertibkan sejak 2014, cuma waktu itu (penataan -red) Waduk Pluit belum selesai," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (18/2).
Basuki mengatakan, dirinya mendapatkan masukan untuk menertibkan kawasan harus dilakukan secara bertahap. Sehingga bisa meminimalisir resistensi yang terjadi.
Namun saat ini, kawasan Waduk Pluit sudah relatif bersih. Sehingga kawasan lainnya bisa ditertibkan juga secara bertahap.
Beberapa waktu lalu Pemprov DKI Jakarta juga telah menertibkan kawasan Kampung Pulo. Karena akan dilakukan normalisasi Sungai Ciliwung. Warganya direlokasi ke rumah susun (rusun) Jatinegara Barat.
"Tim intel bilang, kalau bapak mau tertibkan Waduk Pluit, Kalijodo jangan dirobohin dulu, takutnya mereka gabung," katanya.
Basuki menambahkan, penataan Kalijodo diingatkan oleh kecelakaan yang melibatkan mobil fortuner di Jalan Raya Daan Mogot beberapa waktu lalu. Ia memastikan, penataan Kalijodo untuk mengembalikan jalur hijau yang diduduki oleh warga.
"Kalijodo bukan urusan prostitusi. Kalau prostitusi ya cuma menutup tempat klubnya, kafenya. Makanya, bagi saya adalah bagaimana tanah negara yang peruntukkannya untuk hijau, harus kami ambil kembali. Soal di dalamnya ada Kalijodo ada prostitusi itu urusan kedua," ujarnya.
Sumber: Beritajakarta.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H