Kurva kasus baru Covid-19 di Indonesia menanjak tajam sejak Juni 2021. Data dari John Hopkins Whiting School of Engineering (CSSGISandData) menunjukkan angka 24.836 kasus hanya pada tanggal 3 Juli 2021.
Total kasus menurut Komite Penangangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Indonesia ada sebanyak 2.284.084 orang (data diakses pada 5 Juli 2021). Situs Worldometer pun menempatkan Indonesia di urutan ke-16 sebagai negara dengan jumlah kasus COVID-19 terbanyak di dunia.
Pemerintah kemudian memberlakukan PPKM di pulau Jawa dan Bali terhitung sejak 3 Juli 2021 dan menyusul PPKM mikro di berbagai daerah. Kasus baru memang melonjak selama Juni, khususnya di Jawa. Rumah sakit penuh, tenda-tenda darurat pun harus dibangun untuk menampung pasien. Peralatan, obat, dan oksigen serba terbatas. Tenaga kesehatan sudah kewalahan.
Kita mulai ribut lagi. Sebagian menyalahkan pemerintah karena tidak menerapkan lockdown sejak lama, sebagian lagi menuduh masyarakat yang tidak taat protokol kesehatan dan vaksinasi jadi penyebab. Pertanyaan besarnya adalah kebijakan apa yang harus diambil pemerintah ke depannya?
![Kurva kasus baru COVID-19 di Indonesia|JHU CSSE COVID-19](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/07/06/data-3-juli-2020-60e4138406310e61624e99a2.jpg?t=o&v=770)
Fase pencegahan
Penulis berada di New Zealand saat pandemi COVID-19 merebak di tahun 2020. Karena mengalami langsung keberhasilan mereka menekan kasus, penulis pun mempublikasi poin-poin yang bisa dipelajari dari cara New Zealand menghadapi COVID-19 pada Mei 2020.
(Tautan artikel: Mengapa Selandia Baru Berhasil Menekan Kasus Covid-19?)
Ternyata cara-cara yang dilakukan New Zealand itu sulit diterapkan di Indonesia. Penduduk kita lima puluh kali lipat lebih banyak dan luas negara kita tujuh kali luasnya New Zealand.
Para ahli internasional kemudian mempelajari kebijakan di berbagai negara yang dianggap berhasil menekan kasus COVID-19. Â Tujuh langkah kemudian disimpulkan sebagai kunci keberhasilan menghadapi pandemi.Â
Ketujuh langkah itu adalah jaga jarak, pelacakan riwayat kontak, tes, kapasitas rumah sakit, ketersediaan ADP (Alat Pelindung Diri), pesan yang jelas, dan tindakan cepat. Penulis juga telah mempublikasikan ini pada bulan Oktober 2020.
(Tautan artikel: Mengapa Kurva Covid-19 Indonesia Masih "Naik-naik ke Puncak Gunung"?)