Mohon tunggu...
Usaha Desa
Usaha Desa Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Daur Ulang Sampah Agustina Sunyi

11 Februari 2016   13:02 Diperbarui: 11 Februari 2016   13:09 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Daur Ulang Sampah Agustina Sunyi | foto.viva.co.id"][/caption]

Pada 2013 lalu, Agustina Sunyi berhasil mengajak warga sekitarnya mendirikan bank sampah di lingkungannya. “Proses pendirian bank sampah saat itu dilakukan dengan mengajak warga sekitar dari pintu ke pintu. Awalnya, memang warga sekitar sempat mencibir dengan upaya yang dilakukan Agustina Sunyi. Itu hal yang wajar karena baru pertama kali,” ujar Danang Pujianto, salah seorang yang diajak Agustina Sunyi mendirikan bank sampah.

Agustina Sunyi, perempuan paruh baya tersebut menjadi sosok penting bagi bank sampah di Desa Sumberagung, Jetis, Yogyakarta. Berawal dari kegelisahannya melihat sampah berserakan pasca gempa Yogyakarta, Agustina Sunyi bertekad mengubah sampah agar menjadi berkah. Tekad itu kemudian ia wujudkan dengan mengajak ibu-ibu di sekitarnya untuk mengunjungi lokasi Tempat Pengolahan Sampah (TPS).

Di lokasi TPS tersebut, Agustina Sunyi melihat sampah diolah menjadi aneka ragam kerajinan tangan, seperti tas yang terbuat dari bekas plastik-plastik kemasan. Ia pun membeli tas yang terbuat dari limbah plastik tersebut. Berawal dari itu, Ia pun tertarik membuat aneka kerajinan tangan berbahan baku limbah plastik. Namun, tekadnya tersebut tak langsung kesampaian. Sebab, ia tak punya keterampilan menjahit. Lalu, pada 2009, Ia pun memutuskan kursus menjahit. Sejak itu, ia pun terampil menjahit dan mampu membuat kerajinan dari limbah plastik.

Pada Juni 2009 menjadi momentum tak terlupakan bagi Agustina Sunyi. Sebab, saat itu, ia bisa mengikuti pameran mewakili kecamatan Jetis di Benteng Vrederburg, Yogyakarta. Berkat pameran tersebut, ia pun kebanjiran pemesanan hingga pasokan bahan bakunya pun ia tambah dengan cara membeli di TPS. Bahkan, sejak pameran itu, mulai banyak konsumen yang berdatangan, termasuk pembeli dari Jerman. Saat itu, ada 18 item yang diborong dan satu item dibeli dengan jumlah dua lusin.

Sejak saat itu pula, ia rajin mengikuti beragam pameran kerajinan tangan di berbagai tempat. Oleh karena pemasaran yang berkembang pesat, ia pun mengajak warga sekitar untuk mendirikan bank sampah di Dusun Bulus Wetan, Desa Sumberagung, Jetis, Bantul, Yogyakarta. Tujuannya sebagai sarana pemenuhan bahan baku sekaligus mengajak warga sekitar agar bisa menikmati berkah dari sampah.

Sudah semestinya penyelesaian masalah sampah tak bisa dilakukan hanya mengandalkan petugas kebersihan saja. Seluruh lapisan masyarakat juga harus turut bergerak menangani masalah sampah. Salah satunya dengan menerapkan prinsip 3 R (reduce, reuse, recycle) dalam wujud bank sampah.

Baca Juga : Usaha Kreatif Daur Ulang Sampah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun